selamat bergegas kata hujan pada kemarau
Kau sahabat yang baik, tak pernah ingkar janji
;kata kemarau kepada hujan di awal kemarau
Tepatnya di simpang jalan menuju
Â
Kau selalu datang di waktu yang tepat, memberi kenangan, kenangan
Kepada ingatan, kertas suratku kini sudah mengering yang pernah hanyut di bawah selokan
Aku menemukannya di sempadan menuju ke danau, di tepi danau tempat bunga Padma bersaksi kepada sepasang ke kasih
Esok kita menepis embun, buat membasahi kerongkongan
Siang kita mandi telanjang, telanjang telentang di depan kipas
Membaca buku rindu hujan-hujan mengguyur kotaku
Menulis sajak-sajak nyiur di bawah pohon, di taman sambil membasuh badan dari sapu tangan
Pemberian hujan kepadamu
Malam hari kita akan berselimut, telanjang telentang di atas tegel dari batu-batu gunung
Sungguh jauh iya ke kota
; memang di kota taka da gunung
; memang di gunung ada izin bawa batu ke kota
Di pagi hari kita akan memetik bulir-bulir buah
Di halaman kita mengeja aksara
Di kebun kita memeras sungai
Di dapur kita menguras sumur
Rawatlah aku kata kemarau dengan suara yang parau
Makanlah buah manis itu, itu untuk kau yang hidup di kemarau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H