Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/ Writer

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat dari Raden Ayu Kartini

23 April 2021   23:47 Diperbarui: 18 Januari 2023   18:02 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada sebuah kisah di negeriku

Tentang seorang ratu

Anggun jelita, namanya Ayu

"Ah itu dongeng katamu

Semua yang anggun nan jelita adalah ibu

Ibu! Katamu!"

Ibu adalah dapur dengan segala rasa makanan

Dengan satu sumbu, yang menyala meski malam

Rambutnya tak pernah disisir rapi, sedikit beruban

Sesekali bercampur dengan rasa makanan, di waktu malam

Tiba ayah dari sawah, ingin makan

Anak-anak dari main-main di sekolah, lalu makan bersama

Masakan ibu seperti penyedap rasa,

Tumis, goreng, rebus kukus, bakar adalah rasa yang sama layaknya iklan bimoli

Ayah setiap melihat ibu seperti sup atau sayur

Ayah setiap mencari ibu seperti ingin disuapi kopi hangat dan dibakarkan rokok

Kakak mencari ibu, ingin beli apalagi yah

Begitu juga adik, ia melihat ibu seperti susu

Dimana-dimana ibu, ia seperti mesin Tarik uang otomatis bekerja 24 jam sehari

Bukannya mesin menyimpan uang manual, sekali setor mintanya beribu kali

Tanpa maaf

Ayu bukan lagi dongeng tentang ratu Kartini yang menyurat ke Elisa untuk keluar istana

Ibu kita bukan lagi seperti ibu kita kartini, yang meminta semua laki perempuan sekolah

Bukannya nikah muda agar cepat dapat tahta, sebagai gelar ratu menantu

Ibu kita, tak bisa berpisah dengan dapur, ruang tamu, kamar tidur, dan sumur

Tak ada waktu menjadi ratu sebab ia adalah menantu yang selalu tabah membantu

Ibu kita tak bisa lagi menulis surat-surat seperti dulu ingin keluar dari kegelapan menuju cahaya

lalu yang menerima surat ibu kita siapa?

masih ada satu surat ibu kita belum terbaca, bacalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun