Apa kabar dirimu, kunanti sore itu
Yang berselandang biru
Di tepi waktu
menantimu berlabuh
sembari kusiapkan payung
Sejak di ujung kemarau hingga ujung penghujan
Agar bisa berteduh dari debu kemarau, pada siang
Atau pada malam hari, dari tempias hujan
Lalu huruf demi huruf jatuh dari ganggang payung
Dibasuh angin dan tangis, kau memilih sapu tangan
 masih ada huruf namamu pada sisa hujan
Mungkin akan hanyut, kau biarkan aku mengeja huruf demi huruf
Di muara aku mencarinya
Awalan dan akhiran
Aku hanya menemui setangkai mawar
Sedang diterpa kemarau dan hujan
Ah itu bukan namamu, mungkin isayarat pertemuan musim
Seharusnya dia sudah bertengger pada teratai
Katamu pada mata berbinar
Kudapati perahu ingin merangkai
Hatimu berubah keunguan lalu jadi salem
Ah aku tak menemukan rindu sedikitpun
Musim berganti
Kau tetap dermaga dan payung
Bersama huruf awalan dan akhiran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H