mengetuk pagi, pada
Rumah berejer rapi
Seperti penumpang kereta api jalan malam hingga pagi
Kelas ekonomi, Tak ada menyapa, tak ada membeli
Lalu datang  kondektur menagih
Wanita berkebaya merah jambu
Berkerudung ungu
Menjemput pagi, mengetuk pintu
rentenir berteduh kembali menagih
Januari, ke Februari terlalu cepat berlalu
Kini Maret menyambut pilu
Sebentar lagi kemarau
Cahaya pagi menelisik sisa malam Senin ke Sabtu
rumah berjejer rapi
di atas Sawah, petani kini jadi nasi putih
Pa tua tak bertani, istri menjajal sepi pagi
Bergegas pergi, Esok rentenir kembali lagi
menagihÂ
tak perduli pandemi, penagih datang lagi
silih berganti, setiap pagi
di baju berkeranya nya bertuliskan hidup atau mati