Para awardee beasiswa Unggulan (BU) Kemendikbud kian gencar melakukan sosialisasi terkait bagaimana menjadi awardee. Workshop dan training serta seminar beasiswa telah dilakukan baik sebelum pandemic corona virus diseases 2019 (Covid-19) maupun pada masa pandemic ini dengan model daring atau online.
Sosialisasi dimaksudkan agar penyebaran informasi, formasi, system, tahapan, prasyarat BU hingga hal-hal substansial lainnya seperti pemberkasan dan penulisan esai. BU memberi kesempatan bagi putra-putri terbaik di tanah air untuk meraih pendidikan S1, S2, atau S3 dan tentu agar lebih berprestasi.
Beasiswa ini ditawarkan Kemdikbud RI dan dapat dipergunakan untuk mengambil studi di dalam atau luar negeri. Samahalnya dengan beasiswa bidikmisi, namun BU lebih kompetitif dan selektif serta fokus pada masyarakat berprestasi, masyarakat 3T, dan pegawai kemendikbud dengan kriteria tertentu sebagaimana dikutip pada laman buonline.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id.
Namun kali ini saya tidak menyinggung banyak soal prasyarat dan tahapan seleksi BU, saya lebih fokus pada bagaimana menulis esai untuk menjadi bagian dari awardee BU, sebagai tugas saya dalam salah satu forum workshop beasiswa online yang diselenggarakan oleh mahasiswa dan forum awardee BU Indonesia Timur.
Calon awardee (Penulis) dianggap sebagai generasi unggul Indonesia yang mampu keluar dari permasalahan yang digambarkan tadi kemudian juga mampu diselesaikan secara nyata dan ditumbuhkembangkan tawaran atas solusi tadi di kemudian hari setelah kuliah. Sehingga fokus tematik esai, sebagaimana yang telah ditentukan beberapa tahun terakhir adalah “Aku Generasi Unggul Kebanggaan Indonesia”.
Dari struktur bahasa dapat dipetakan bahwa Aku Generasi Unggul Kebanggaan Indonesia setidaknya memiliki tiga bagian di antaranya unsur AKU, Generasi Unggul, dan Kebanggaan Indonesia. Secara subyektif “Aku” ini siapa? calon awardee diminta untuk mendeskripsikan siapa Aku, siapa dirinya? Itulah yang pertama dijawab dengan memberi informasi awal kepada pembaca dan khususnya kepada tim/ Biro PKLN Kemendikbud untuk dievaluasi dan divalidasi.
Esai yang kita tulis adalah endorse kita, gambaran hidup kita saat ini dan perencanaan masa depan yang kemudian menjadi cerminan kita yang ditunjukkan kepada pembaca sehingga layak kita perbaiki, teliti, dibaca ulang sebelum dikirim.
Layaknya kita bertatap muka dengan pembaca maka yang pertama diperhatikan adalah tulisan kita, image, serta penghargaan kepada pembaca agar tidak mengandung unsur sara.
Tulisan kita yang dibaca oleh pemberi beasiswa menjadi kesan pertama bagi mereka atas diri kita. Tulisan kita ibarat cermin atas diri kita yang dilihat oleh penyedia beasiswa unggulan olehnya itu sangat fatal dan tidak bisa sama dengan tulisan orang lain alias plagiat. sebab setiap calon pelamar tidak ada yang sama persis baik dalam hal prestasi, maupun orientasi.