Menu Coto Makassar di Hari Lebaran sebagai obat rindu di hari raya, begitu kata istri saya. Menyediakan menu khas masakan daerah di hari raya lebaran itu sudah biasa, namun jika berada di rantauan dengan menu khas masakan asal daerah asal di hari raya idul fitri 1441 H tentu menjadi menu luar biasa.Â
Menu masakan daging dengan kuah biasa disebut Coto Makassar adalah obat rindu bagi kami yang sedang di rantauan, sedang tidak bisa mudik, dan juga sedang tidak bisa kemana mana untuk bersilaturahmi.Â
Dengan situasi serba terbatas atas pandemic corona dan PSBB akhirnya untuk memilih menu tersebut perlu koordinasi dengan beberapa penjual yang sering ke pasar atau yang paham dengan bahan masakan kami.Â
Dengan persiapan lebih awal tentu bisa menghadirkan menu masakan tersebut. Menjelang hari-hari terakhir ramadhan, saya sedang menyiapkan bumbu dapur yang pas dan yang tersedia di sekitaran kos di Yogyakarta dan juga berkoordinasi dengan penjual serta ojol yang bisa mengantar via go send untuk bahan dapur kami.Â
Sebab bumbu racik makanan khas asal kota Makassar yang satu ini tidak segampang mudah didapatkan di supermarket, tidak seperti nasi pecel, bumbu gudeg, bumbu kari ayam, opor ayam, soto ayam atau soto daging.
Tentu istri saya yang memasaknya, saya hanya menyiapkan bumbu dapur yang harus didapatkan di warung warung terdekat yang masih setia melayani pembeli meski, terbilang sepi. Â
Menu Coto Makassar termasuk salah satu kuliner legendaris khas Indonesia yang tetap eksis hingga saat ini, kini menjadi menu favorit kami sekeluarga sekedar melepas rindu dengan nuansa lebaran di kampung halaman, setelah dimasak sebelum dimakan dan berdoa bersama tentu wajib posting ke medsos dengan niat memebri kabar kepada sanak bahwa kami baik baik saja dan sedang berbahagia tentunya.Â
Makanan yang sudah ada sejak Kerajaan Gowa abad ke-16 ini dulunya menggunakan 40 macam rempah, tentu situasinya sedikit berbeda. Dan karena kami bukan ahlinya dan kami juga bukan suku Makassar yang sangat paham masakan tersebut, hanya sebatas penikmat kuliner dan smasakan tersebut sudah nyaman di lidah kami.Â
Tentu panduan resep dari google, dari kerabat, dan dari pengalaman mencicipinya, sebab Coto Makassar selalu tersedia kapan dan di mana saja selama area Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebenarnya sih bumbu komplitnya di antaranya lada, ketumbar, jintan, kemiri, pala, lengkuas, jahe, daun salam, daun jeruk purut, daun kunyit, daun serai, daun seledri, dan masih banyak lagi termasuk beberapa orang memberi campuran susu putih cair. Bumbunya memang banyak, tapi membuatnya tidak sulit.Â
Bahan-bahan sedanya; dengan 1 kg daging sapi dicuci bersih, 5 batang serai lalu dimemarkan atau ditumbuk, 2.000 ml air cucian beras putih, 5 lembar daun salam, 3 sendok makan minyak goring, 250 gram kacang tanah, goreng dan haluskan, 5 cm jahe, memarkan, 1 ruas lengkuas, memarkan. Â
Bahan bumbu halus seperti; 10 siung bawang putih, 8 butir kemiri sangria, 1 sendok makan ketumbar, sangria, 1 sendok teh jintan, 1 sendok teh merica butiran, 1 sendok teh garam. Kalaupun bahan-Bahan pelengkap seperti Bawang merah goring, Seledri yang sudah diiris, Daun bawang yang sudah diiris, bisa juga kerupuk jika ada.
Nah Cara membuatnya; daging sapi direbus menggunakan air cucian beras bersama dengan lengkuas, jahe, daun salam, dan serai. Tentu di masak hingga daging empuk.Â
Potong dadu daging sapi yang empuk tadi, lalu tiriskan. Jangan dibuang dahulu air rebusannya, Panaskan minyak, lalu tambahkan bumbu halus. Tumis hingga harum dan matang.Â
Masukkan bumbu halus ke dalam air rebusan, Panaskan dengan menambahkan kacang tanah goreng. Rebus hingga mendidih dan matikan kompor. Siapkan piring saji, tambahkan irisan daun bawang, seledri, dan garam.Â
Masukkan potongan daging dan tuang air kaldu ke dalamnya. Taburi bawang merah goreng dan jeruk nipis. Nah paling pas jika Coto Makassar tersebut disajikan dengan ketupat, lontong atau Buras (khas bugis).
Dengan menyantap masakan tersebut seakan melepas rindu dengan suasana lebaran di kampung halaman yang telah menjadi menu favorit bagi ibu-ibu rumah tangga serta pilihan santapan bagi keluarga kerabat yang datang ziarah ke rumah.Â
Meski masakan kami berbeda dan tidak selengkap dengan masakan Coto Makassar yang sering disajikan di warung atau rumah kerabat namun masakan tersebut menjadi kebanggaan kami tersendiri untuk  berbagi ke tetangga kos dan via gosend ke kerabat.
Mohon maaf lahir bathin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H