Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Teater Kosong

25 Mei 2020   20:58 Diperbarui: 25 Mei 2020   21:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seseorang sedang berdialog dengan dirinya di atas panggung

Sedang memerankan tokoh yang ia sebut dirinya perempuan

Pre stage 1

Siapakah perempuan itu?

Apakah ia yang dibedakan atas kemaluannya?

Oh tidak, ia bahkan tidak tahu dirinya sendiri

Darimana ia berasal, ada yang menyebutnya ia lahir di musim hujan akhir desember

Lalu akan pergi di musim kemarau, akhir juni atau awal juli

Apakah perempuan itu yang berlari memburu pagi

Sehingga malam, dan siang kembali sunyi

Pre stage 2

 sudah dimulai

Tak ada lagi penonton di sini

Di atas panggung juga sepi

Di toko toko, terminal, jalanan tak lagi ramai

Angin malam berlari ke sana ke mari

Menunggu perintah siapa yang dihinggapi

Angin bertiup kencang, bersama hujan malam

Mungkin sampai esok pagi, tak membiarkan ingatan begitu dalam

Menunggu pagi, hujan dan angin berderu, kita duduk di beranda sambil berdiam

Esok rumput tak berembun, pagi kita tak senam

Keringat dan kenangan, sudah dihisap mendalam

panggung-panggung kini tanpa pemeran, tak ada berani uji nyali

semua beralih peran dari manggung lalu berdiam bersama atau sendiri

malam terdengar berita dan siang terdengar cerita mengabari

Jika saja Frank Smith dugaannya benar akan pengetahuan, pasti semuanya lihai

Bercerita atau memberitakan, tak ada lagi suasana penjual dan pembeli di pagi hari

Pre satge 3

Layar tancap tetap terkembang siang malam

Orang orang kembali ramai

Tak ada yang ingin menonton di panggung

Hanya menunggu pagi pergi, terik mentari, hujan membasahi

para penonton harus membawa bekal sendiri

sesuai porsi tubuh, agar tetap kuat terlatih

berganti peran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun