Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Metafora Waktu (Bagian ke Dua)

16 Mei 2020   05:30 Diperbarui: 16 Mei 2020   05:40 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Retak suara jam berdetak

Terdengar hingga di ujung lorong, serak

Sesekali bersorak seperti burung merak

Dan tiba tiba terhenti ketika kucing menggertak

Tikus di atap dan cicak ikut tersentak,

Udara malam masih berhembus, ia menjalani kehendak

Di ujung jarum jam, aku menusuk nadi rembulan

Sama seperti Ali Razegi mengucap kata seperempat jam

Seperdua  hingga separuh bulan penuh

Dingin aku mendekap, di atas seprei membungkuskus kasur busa

Bermerek, gambar doraemon beserta mesin penghitung waktunya.

Ini kado nikahan aku

Delapan tahun lalu, enam bulan

Tiga belas jam lima belas detik;

Arisan dari ibu  ibu sepanjang lorong sebagai doa untuk kami

Sebagai bujang yang hampir saja punah

Aku terkenang,  senang

Mengenang masa itu dulu

Habis rerintik

Malam berbisik di malam bulan Februari

Di awal kuarter pemilik

Mesin waktu maha pemilik

Sisa delapan bulan enam minggu tiga belas jam lima belas detik

Menuju, di penghujung waktu

Tak ada yang mengenang waktu waktu lampau

Sudah sepuluh detik, nadiku 15/ 10 detik

aku termangu, hapir saja hanyut ditelan masa lalu

tiba tiba sebuah pesan singkat sebagai pengingat

atas diriku yang pelupa

"jangan terjebak mimpi semalam sebab pagi ini matahari sudah bersinar"

-Muthmainnah Rijal (istrimu yang selalu merindu)-

Yogyakarta, Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun