Mohon tunggu...
Andi Rovensius Markus Silaban
Andi Rovensius Markus Silaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ini akun Ku untuk kuliah

Dan Hanya mengikuti perintah dosen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bandung Masa Kini yang Menjadi Destinasi Pariwisata

26 November 2021   14:29 Diperbarui: 26 November 2021   14:45 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai dengan potensi Indonesia yang memiliki berbagai destinasi wisata, saya mengusulkan Kota Bandung, Jawa Barat sebagai Daerah Pariwisata Khusus. Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi topologi Bandung yang unik menjadikan Bandung sebagai kota yang banyak dikunjungi wisatawan sejak dahulu (Kompasiana, 2020). 

Topologi ini pun berupa daerah datarang tinggi yang dingin tetapi juga memiliki bagian setengah kota sebagai ibukotanya. Hal ini pun membuat wisatawan yang berada di sana tidak lah bosan untuk terus berkunjung ke Kota Bandung. 

Perkembangan pariwisata Kota Bandung juga didukung oleh ketersediaan dan variasi produk wisata berbagai elemen seperti pengetahuan, sejarah, budaya, heritage, kuliner, belanja, dan lain sebagainya.

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, saya ingin mengajukan Kota Bandung sebagai Destinasi Pariwisata Khusus karena topologinya yang unik. Dalam hal ini Bandung yang berada di dataran tinggi yang dikeliling oleh pegunungan pun sangat berpotensi dijadikan hotel ataupun tempat wisata yang bertemakan hutan dan pegunungan. 

Di mana hal ini sangat berpotensi untuk dijadikan tempat wisata yang ramai pengunjung. Apalagi, wilayah yang cukup dekat dari padatnya ibukota DKI Jakarta membuat masyarakat banyak berkunjung ke Bandung untuk bersantai dan melakukan refreshing. 

Jarak tempuh antara Jakarta dan Bandung pun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam melalui Tol Cipularang. Di mana dalam hal ini jalur akses ke Bandung sangatlah bagus dan mudah diakses. 

Selain potensi topologi dataran tinggi Bandung yang sangat menarik wisatawan, terdapat juga topologi dataran rendahnya yang dijadikan sebagai pusat Kota Bandung. Di mana terdapat banyak wisata sejarah dan pendidikan yang sangat bermanfaat bagi pelajar, seniman, ataupun wisatawan lainnya. 

Hal ini terbukti dengan julukan Kota Bandung sebagai wisata bersejarah, khusunya peninggalan dari zaman Perang Belanda. Wisata bersejarah ini dimulai dari kawasan Asia-Afrika, Cikapundung, Gardu Jati, Braga, dan Otista sebagai tempat favorit para pengunjung (Telkom, 2019). Para wisatawan ini pun selalu mengabadikan momen sejarah tersebut dan juga ada yang mencari inspirasi untuk membuat karya mengenai peninggalan zaman Belanda. 

Di masing-masing kawasan tersebut pun terdapat berbagai museum Geologi, museun Sribaduga, museum konferensi Asia-Afrika, dan lainnya yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan kreativitas siswa. 

Selain itu, beberapa wisatawan pun dapat mengunjungi berbagai institusi di Bandung seperti ITB, UNPAD, dan UNPAR yang mana dapat mencari tahu pendaftaran di institusi tersebut ataupun mengetahui kondisi sekitar institusi tersebut. 

Selain itu, daerah pariwisata yang baik juga harus didukung dengan wisata kuliner yang baik pula. Hal ini dijadikan sebagai penunjang dari terkenalnya daerah pariwisata tersebut. 

Wisata kuliner ini sendiri merupakan suatu kegiatan mencoba makanan setempat, melihat persiapan, cara membuat, menyajikan, dan menyantapnya merpupakan kegiatan yang menarik bagi wisatawan (Ismayanti, 2012:76). Di kota Bandung ini memiliki banyak wisata kuliner dan belanja yang murah meriah tetapi memiliki kualitas yang bagus. Misalnya c'mar, nasi kalong, madtari, bu Imas, sambel hejo, makanan angkringan, batagor siomay khas Bandung, Tahu Sumedang, dan lainnya.

 Meskipun begitu, bukan berarti Bandung hanya memiliki makanan berupa jajanan tradisional tetapi Bandung juga menyediakan beragam makanan dan jajanan lainnya selain tradisional. Selain wisata kuliner, terdapat juga wisata belanja yaitu berupa toko pakaian dan toko sepatu, khususnya kulit. 

Hal ini dikarenakan Bandung dijuluki sebagai pusatnya tekstil pakaian dan pengolahan berbagai kulit binatang yang dijadikan fashion. Hal ini pun berada di Jl. Riau atau distro yang menawarkan berbagai konsep menarik, di Jln. Sultan Agung, Jln. Trunojoyo, dan Jln. Sultan Tirtayasa (Telkom, 2019). Di mana kawasan tersebut dipenuhi dengan berbagai toko pakaian, tas, sepatu, dan lainnya. 

Selain itu, potensi kota Bandung untuk dijadikan destinasi pariwisata khusus ini juga didukung oleh berbagai acara festival yang mana juga banyak didatang oleh berbagai pengunjung baik lokal, domestik, ataupun internasional. Berikut ini merupakan contoh festival ataupun acara besar yang telah dilaksanakan di Bandung yakni Sunda Festival (Festival budaya tradisional masyarakat Sunda), KickFest (Festival industri clothing independen), Public Art Project (Proyek seni ruang publik), Bandung Creative Writing Festival (Festival sastra dan penulisan kreatif), Karnaval Kreativitas IPTEK, Freedom Jazz Festival (Konser musik jazz), dan masih banyak lagi. Melalui banyaknya pengunjung yang datang maka secara tidak langsung, Kota Bandung menjadi terkenal. Hal ini dikarenakan pastinya para pengunjung menginap ataupun juga mengunjungi berbagai wisata lainnya. 

Berdasarkan pemaparan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Kota Bandung sangatlah berpotensi untuk menjadi desinasi pariwisata khusus. 

Hal ini dikarenakan banyaknya elemen pariwisata di kota Bandung. Di mulai dari kuliner, alam, perbelanjaan, industri kreatif, sejarah, pendidikan, dan lainnya. 

Pengusulan Kota Bandung sebagai destinasi pariwisata khusus ini juga dapat dilakukan dengan berbagai strategi seperti terus menerus menyebarluaskan infomasi pariwisata di Kota Bandung melalui media sosialm, surat kabar, ataupun media lainnya. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mengajukan ke Komisi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPR RI melalui berbagai jajak pendapat ataupun penge-tag-an di media sosial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun