Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelantikan Presiden Donald J. Trump: Fondasi Tradisi Politik dan Panggung Kekuasaan di AS

18 Januari 2025   08:34 Diperbarui: 18 Januari 2025   08:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pengambilan Sumpah Presiden Donald Trump pada Tahun 2017, Didampingi Ibu Negara Melania Trump dan Disaksikan Ketua MA AS (Wikimedia Commons)

Pelantikan presiden merupakan salah satu acara paling ikonis dan signifikan dalam demokrasi Amerika Serikat (AS). Acara ini melambangkan transfer kekuasaan secara damai dan menyoroti tradisi yang membentuk fondasi negara. Pada 20 Januari 2025, Donald J. Trump akan dilantik untuk masa jabatan keduanya, mengukuhkan kembalinya tokoh populis tersebut ke pucuk kepemimpinan negara adikuasa di tengah iklim transformasi politik dan global. Peristiwa besar ini akan memberikan lensa untuk mengamati aliansi, ketegangan, dan kebijakan masa depan yang akan mendefinisikan kepresidenannya yang pasti memengaruhi geopolitik dunia.

Pelantikan presiden juga melambangkan proses demokrasi dan ketahanan pemerintahan AS yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1789. Acara ini menandai dimulainya masa jabatan presiden baru dengan tradisi yang sangat berakar pada sejarah. Tanggal 20 Januari sendiri selalu menjadi tanggal pelantikan presiden AS sejak diatur pada Amandemen Konstitusi AS ke-20 yang diratifikasi pada tahun 1933 untuk mengurangi periode "lame-duck." Franklin D. Roosevelt menjadi presiden pertama yang dilantik pada tanggal ini tahun 1937. Upacara ini didasari oleh Sumpah Jabatan, sebuah janji sakral untuk "melindungi, menjaga, dan mempertahankan Konstitusi AS," dengan banyak presiden menambahkan frasa "So help me God" sebagai tradisi pribadi. Ketua Mahkamah Agung AS memimpin pengambilan sumpah ini, melambangkan hubungan antara cabang eksekutif dan yudikatif dalam sistem pemerintahan AS. Selama bertahun-tahun, pelantikan presiden AS mencakup berbagai elemen unik, dari Alkitab bersejarah milik Presiden AS Ke-16, Abraham Lincoln, yang reguler digunakan hingga kutipan yang tak terlupakan seperti seruan John F. Kennedy untuk tanggung jawab sipil: "Jangan tanyakan apa yang negara dapat lakukan untuk Anda -- tanyakan apa yang dapat Anda lakukan untuk negara Anda." Kegiatan pada hari pelantikan juga tidak hanya akan meliputi upacara pengambilan sumpah, tetapi juga parade pelantikan dan pesta-pesta perayaan yang menampilkan kesatuan budaya dan politik bangsa.

Kemungkinan Lokasi di Dalam Ruangan

Pelantikan Presiden Trump mungkin dilakukan di dalam ruangan, akibat cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 20 Januari mendatang. Sejak tahun 1801, sebagian besar pelantikan presiden memang dilakukan di Gedung Capitol, Washington. Sebelumnya, pelantikan presiden dilakukan di berbagai tempat berbeda seperti Federal Hall di New York (1789) dan Congress Hall di Philadelphia (1793 dan 1797). Lokasi pelantikan James Monroe pada tahun 1817 pun sempat dipindahkan ke Old Brick Capitol di Washington karena pekerjaan restorasi yang sedang berlangsung di Gedung Capitol setelah Perang 1812. Tiga pelantikan lainnya---pelantikan masa kepresidenan keempat Franklin D. Roosevelt (1945), pelantikan pertama Harry S. Truman (1945), dan pelantikan Gerald Ford (1974)---dilaksanakan di Gedung Putih. Pelantikan presiden (kecuali upacara intra-masa jabatan setelah kematian atau pengunduran diri presiden) secara tradisional merupakan upacara publik luar ruangan. Pelantikan dalam ruangan akibat cuaca ekstrim pun bukan kali pertama dalam sejarah. Pada tahun 1909, pelantikan William H. Taft dipindahkan ke dalam Ruang Senat karena badai salju. Kemudian, pada tahun 1985, pelantikan kedua Ronald Reagan yang diselenggarakan untuk umum terpaksa dilakukan di dalam Capitol Rotunda karena kondisi cuaca yang ekstrem dengan suhu mencapai -14 derajat Celsius dan angin yang menambah efek dingin hingga -30 derajat Celsius. Meskipun demikian, Presiden William H. Taft kini dikenal dengan berbagai prestasi, seperti upayanya dalam memerangi monopoli melalui UU Antitrust Sherman dan mendorong reformasi progresif dalam pemerintahan AS, mendorong pembentukan Departemen Tenaga Kerja AS, dan memperluas sistem taman nasional. Selain itu, Ronald Reagan dikenal karena kebijakannya yang menghidupkan kembali perekonomian AS melalui kebijakan pemotongan pajak, deregulasi, dan penerapan ekonomi sisi penawaran. Sikap tegasnya terhadap Uni Soviet, yang tercermin dalam pidatonya "tear down this wall" di Berlin, sangat berperan dalam berakhirnya Perang Dingin. Hal ini menegaskan bahwa adaptasi terhadap kondisi tidak terduga dalam pelantikan presiden AS tidak mengurangi signifikansi dari upacara tersebut ataupun prestasi dari presiden baru yang dilantik.

Proyeksi Daftar Tamu yang Mengandung Makna

Daftar tamu pada pelantikan presiden AS 2025 mencerminkan agenda domestik dan internasional Presiden Trump secara terencana. Di antara para tamu yang menonjol, terdapat para pemimpin dunia dan tokoh berpengaruh yang kehadirannya menandakan aliansi kunci dan prioritas kebijakan. Kehadiran Presiden Argentina, Javier Milei melambangkan keselarasan Trump dengan gerakan populis di Amerika Latin. Wakil Presiden Tiongkok, Han Zheng yang juga akan hadir, menandakan keseimbangan yang rumit dalam hubungan AS-Tiongkok. Keberadaan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni mencerminkan penguatan hubungan nasionalis Eropa, sementara Menteri Luar Negeri India menekankan adanya kolaborasi antara kedua demokrasi yang semakin besar dalam perdagangan dan pertahanan. Menteri Luar Negeri Jepang juga akan hadir mewakili Kaisar dan Perdana Menteri Jepang, menyoroti pentingnya aliansi strategis AS-Jepang dalam melawan pengaruh Tiongkok di kawasan Pasifik. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Elon Musk, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg menyoroti fokus baru pada pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk mempertahankan daya saing global AS. Selain itu, sejumlah artis nasional seperti Carrie Underwood dan Lee Greenwood juga akan tampil, menyanyikan lagu-lagu yang membangkitkan sentimen patriotik yang kuat, sementara Village People menambahkan nuansa populis pada acara tersebut dengan lagu Y.M.C.A. yang selalu digunakan oleh Presiden Trump dalam kampanyenya. Meskipun demikian, terdapat sejumlah tokoh yang diproyeksikan tidak akan hadir, termasuk mantan Ibu Negara Michelle Obama dan mantan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, yang menunjukkan kedalaman perpecahan politik di AS.

Kehadiran para pemimpin dalam industri teknologi mencerminkan pergeseran menuju hubungan yang kompleks namun strategis antara pemerintahan Trump dan Silicon Valley. Kehadiran Jeff Bezos menandakan kemungkinan kolaborasi untuk meningkatkan pengaruh ekonomi global AS, mengatasi ketegangan sebelumnya dengan kritik yang kerap diberikan lewat media yang dimilikinya, The Washington Post. Peran Mark Zuckerberg dalam menjadi tuan rumah resepsi eksklusif menunjukkan kesediaannya untuk merundingkan pengaruhnya di tengah kontroversi terkait misinformasi dan regulasi melalui Meta yang terkenal dengan kebijakan sensor. Pilihan hiburan mencerminkan daya tarik budaya Trump, memadukan nostalgia, patriotisme modern, dan pesan populis untuk menjangkau berbagai kalangan masyarakat AS. Tema budaya dan teknologi dalam pelantikan ini menunjukkan penekanan pemerintahan pada inovasi sebagai pilar utama kepemimpinan AS. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat industri domestik tetapi juga memposisikan AS sebagai pemain kunci dalam kemajuan teknologi global, khususnya dalam kecerdasan buatan dan tata kelola digital.

Konteks Historis dan Implikasi Strategis

Signifikansi historis pelantikan ini ditegaskan oleh kontinuitasnya, dengan tradisi yang berasal dari masa George Washington. Sejumlah fakta menarik pun pernah tercatat dalam pelantikan presiden AS, seperti penghormatan 21 tembakan sebagai kehormatan militer terhadap panglima tertinggi mereka, platform sementara yang dibangun khusus untuk upacara ini dengan biaya mencapai jutaan dolar AS, pidato pelantikan yang berkesan seperti visi New Deal dari Franklin D. Roosevelt pada tahun 1933 dan deklarasi Ronald Reagan pada tahun 1981 bahwa "Pemerintah bukanlah solusi untuk masalah kita; pemerintah adalah masalahnya" yang mengawali gerakan konservatif baru di AS. Sementara itu, pelantikan tahun ini akan mengawali masa jabatan kedua Presiden Trump yang diperkirakan akan berfokus pada pembentukan kembali jaringan perdagangan global, memprioritaskan hubungan bilateral dibandingkan dengan perjanjian multilateral. Penguatan hubungan dengan pemimpin-pemimpin yang ideologinya serupa menunjukkan agenda nasionalis yang terkonsolidasi, mengingatkan kita pada aliansi antara Presiden Reagan dan Perdana Menteri Margaret Thatcher pada tahun 1980an. Kehadiran perwakilan Tiongkok untuk pertama kalinya dalam sejarah juga mengisyaratkan pendekatan pragmatis terhadap hubungan AS-Tiongkok, menyeimbangkan persaingan dengan kerja sama ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun