Dalam beberapa minggu terakhir, media dan jagat maya diramaikan dengan pemberitaan tentang Presiden ke-35 dan 37 Amerika Serikat, Donald J. Trump yang mengungkapkan keinginannya untuk mengambil alih Greenland, menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 dari Amerika Serikat (AS), dan bahkan merebut kembali Terusan Panama. Usulan menjadikan Kanada dan Greenland sebagai teritori AS tentu akan mewujudkan pembentukan Imperium Amerika Utara, suatu kekuatan geopolitik raksasa dengan potensi untuk merombak dinamika kekuatan global di abad ke-21. Ide monumental ini, yang mengingatkan pada ambisi ekspansionis bersejarah AS, memunculkan pertanyaan tentang kelayakan, manfaat, dan implikasinya bagi tatanan dunia. Skala dan pengaruh dari serikat semacam itu dapat melampaui preseden historis, menetapkan panggung bagi tatanan dunia baru yang didominasi oleh entitas yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Konteks Historis: Manifest Destiny yang Diimajinasikan Ulang
AS telah lama melakukan ekspansi teritorial sebagai bagian dari "Manifest Destiny," berkembang dari tiga belas koloni menjadi kekuatan transkontinental. Tonggak sejarah utama, seperti Pembelian Louisiana (1803) yang menambahkan 2,14 juta km, dan Pembelian Alaska (1867) yang menambahkan 1,72 juta km, menggambarkan sejarah AS dalam mengakuisisi wilayah yang luas. Penambahan wilayah Kanada seluas 9,98 juta km dan Greenland seluas 2,16 juta km akan menjadikan entitas baru ini sebagai negara terbesar di dunia, dengan total luas daratan 22,24 juta km, melampaui Rusia yang memiliki luas 17,1 juta km. Akuisisi teritorial ini akan mengukuhkan AS sebagai kekuatan global, melampaui kekaisaran bersejarah seperti, Dinasti Qing yang mencapai puncak wilayah seluas 14,7 juta km pada 1790, Imperium Spanyol 13,7 juta km pada 1810, dan Imperium Prancis 11,5 Â juta km pada 1920. Selain itu, imperium baru di Amerika Utara ini akan menempatkan AS sebagai negara terbesar keempat sepanjang sejarah, setelah Imperium Britania dengan luas 35,5 juta km pada 1920, Kekaisaran Mongolia 24 juta km pada 1270, dan Kekaisaran Rusia 22,8 juta km pada 1895.
Kekuatan Ekonomi Kolosal pada Era Modern
AS yang baru akan memiliki produk domestik bruto (PDB) gabungan sebesar $29 triliun, dengan ekonomi Kanada sebesar $2,09 triliun melengkapi AS sebesar $30,34 triliun dan Greenland sebesar $3,08 miliar. Kolosus ekonomi ini akan mewakili sekitar 27% dari ekonomi global, melebihi PDB Uni Eropa sebesar $18,35 triliun dan jauh meninggalkan Tiongkok sebesar $19,53 triliun. Ekonomi gabungan juga diproyeksikan akan mendapatkan manfaat tambahan dari integrasi sektor sumber daya Kanada, potensi yang besar dari Greenland, dan basis ekonomi AS yang beragam. Sektor energi akan mengalami peningkatan signifikan, dengan cadangan minyak gabungan mencapai 258,3 miliar barel, menempati peringkat ketiga secara global setelah Arab Saudi dan Venezuela. Cadangan gas alam akan meningkat menjadi 23.461 km, menempatkan entitas ini di peringkat keempat secara global setelah Rusia, Iran, dan Qatar, sementara cadangan batu bara akan mencapai 256,9 miliar ton, menjadikannya pemilik cadangan batu bara terbesar di dunia.
Penggabungan ini juga akan memperkuat dominasi entitas gabungan dalam produksi uranium, dengan lebih dari 1 juta ton cadangan, menjadikannya kedua terbesar setelah Australia. Deposit mineral tanah jarang di Greenland, bersama dengan posisinya yang strategis di dalam Lingkaran Arktik, akan memberikan akses yang tak tertandingi ke sumber daya yang vital untuk teknologi modern, termasuk baterai, elektronik, dan sistem energi terbarukan. Sumber daya Arktik yang belum tergarap, yang diperkirakan mencakup 90 miliar barel minyak dan 1.669 triliun kaki kubik gas alam, akan semakin meningkatkan kekuatan ekonomi imperium ini. Integrasi ini juga akan menempatkan entitas ini sebagai pemimpin global dalam energi terbarukan, memanfaatkan kapasitas hidroelektrik Kanada, infrastruktur surya dan angin AS, serta potensi panas bumi Greenland.