Stadion modern dengan fasilitas canggih telah menjadi keharusan dalam Piala Dunia FIFA pada abad ke-21. Sayangnya, infrastruktur olahraga dan transportasi Indonesia masih jauh dari standar tersebut. Masalah internal di PSSI yang sering terjadi dan sarat akan konflik kepentingan, termasuk kurangnya transparansi dalam pengelolaan keuangan, telah mencoreng reputasi Indonesia di mata FIFA sejak lama. Tragedi Kanjuruhan 2022 juga menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah besar dalam manajemen kerumunan dan keselamatan stadion. Hal ini tentu akan selalu menjadi sorotan serius bagi FIFA. Harga tiket selama Piala Dunia U-17 FIFA 2023 masih menimbulkan kritik karena tidak terjangkau bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun Indonesia menjadi basis penggemar sepakbola terbesar di dunia, rendahnya daya beli masih menjadi isu, berpotensi menggagalkan kesuksesan acara sepak bola di Indonesia.
Jika Indonesia serius untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA di masa depan, tentu transformasi besar dan jangka panjang perlu dilakukan. Dengan tradisi FIFA yang tidak akan memberikan hak tuan rumah kepada negara dari federasi kontinental yang sama setidaknya dalam dua edisi berikutnya, Indonesia masih mempunyai kesempatan untuk berjuang menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2046 atau lebih dari 22 tahun dari sekarang. Indonesia masih mempunyai waktu yang lebih dari cukup untuk meningkatkan kualitas infrastruktur utama dan pendukung, reformasi birokrasi dan manajemen PSSI, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, memastikan keamanan dan keselamatan dalam acara besar, serta tentunya memastikan daya beli masyarakat yang cukup untuk melibatkan masyarakat Indonesia dalam turnamen FIFA terbesar ini. Menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA merupakan mimpi besar, tetapi mimpi ini membutuhkan kerja keras, investasi, dan reformasi menyeluruh. Tanpa langkah konkret dan komitmen nyata, ambisi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA akan tetap menjadi mimpi kosong yang sulit terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H