Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Detektif informasi, pemintal cerita, dan pemuja mise-en-scène

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Film

Tirani yang Tak Lekang oleh Waktu: Mengapa Jurassic Park atau World Merupakan Ide yang Buruk?

13 April 2024   17:28 Diperbarui: 13 April 2024   17:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Logo dan Cuplikan Adegan dalam trilogi Jurassic Park dan Jurasic World (Conscioussoulja J. Hoard via Pinterest)

Diperkenalkan pada tahun 1993, trilogi Jurassic Park asli tetap menjadi tontonan sinematik yang inovatif, bahkan hingga saat ini. Eksplorasi mendebarkan tentang ilmu pengetahuan dan etika yang tak terkendali menampilkan berbagai cerita tentang dinosaurus ikonik, adegan menegangkan, dan tema kesombongan, serta konsekuensi yang tidak diinginkan, menjadikannya film klasik abadi. 

Lebih dari dua dekade berikutnya, trilogi Jurassic World yang merupakan cerita lanjutan dengan tema dan pada dunia yang sama menawarkan aksi menegangkan dan tontonan visual yang spektakuler, meskipun seringkali dianggap tidak menghadirkan rasa takjub dan keajaiban ilmiah yang sama dengan trilogi aslinya. 

Lebih tertarik pada dinosaurus yang lebih besar dan ledakan yang lebih keras, film-film ini menukar dilema yang menggugah pikiran dengan sensasi blockbuster. Meskipun demikian, kedua trilogi selalu menawarkan kisah-kisah di balik aksi serakah manusia dengan keberadaan dinosaurus yang mendebarkan.

Sejak penonton pertama kali menyaksikan dinosaurus dihidupkan kembali di layar lebar dengan perasaan kagum, para penonton telah bersaksi dengan penuh decak kagum saat dinosaurus dihidupkan kembali di layar lebar. Sejak saat itu, pertanyaan menggelitik terus bergaung: bagaimana jika Jurassic Park atau penerusnya, Jurassic World, bukan hanya sekedar fantasi sinematik belaka? Gagasan untuk bertemu dengan makhluk-makhluk luar biasa ini, yang telah lama terpinggirkan ke dunia fosil dan imajinasi, memang memiliki daya pikat yang tak terbantahkan. 

Sensasi berjalan berdampingan dengan T-rex, rasa takjub melihat Brachiosaurus yang menjulang tinggi, atau menyaksikan interaksi sosial Velociraptor yang rumit merupakan prospek menggiurkan yang telah membius imajinasi jutaan orang dari seluruh dunia. Akan tetapi, di balik tontonan dan keajaiban itu, terbentang kenyataan yang jauh lebih berbahaya daripada bencana fiksi manapun. Konsep Jurassic Park di dunia nyata, meski memikat, penuh dengan rintangan ilmiah yang tak teratasi, dilema etika yang mendalam, beban ekonomi yang berpotensi akan sangat masif, konsekuensi ekologis yang katastrofik, dan tantangan keamanan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Rintangan Ilmiah: Membangun Kembali Genom yang Hilang

Premis dasar Jurassic Park atau Jurassic World bertumpu pada kemampuan mengekstrak DNA dinosaurus dari fosil dan menggunakannya untuk menciptakan embrio yang akhirnya bertumbuh menjadi dinosaurus yang kita kenal selama ini dari studi paleontologi. Meskipun kemajuan dalam teknologi genetika telah jauh berkembang di dekade 2020an, hambatan substansial masih tetap ada hingga saat ini. DNA purba seringkali terfragmentasi dan tidak lengkap, sehingga membutuhkan rekonstruksi yang signifikan menggunakan DNA dari kerabat modern. 

Hal ini bisa menyebabkan terciptanya makhluk hibrida, alih-alih replika sesungguhnya dari spesies yang punah. Lebih jauh lagi, bahkan jika embrio dapat dihasilkan, mereplikasi proses pertumbuhan untuk makhluk pra-sejarah prasejarah dan menyediakan lingkungan pemeliharaan yang kompleks tempat makhluk-makhluk ini berevolusi akan menjadi tantangan yang luar biasa sulit.

Konsep menghidupkan kembali spesies yang punah juga memunculkan segudang pertanyaan etis yang mendalam. Memperkenalkan predator puncak seperti T-rex ke dunia modern kita dapat memiliki konsekuensi ekologis yang tidak terduga, berpotensi memicu efek berjenjang yang menghancurkan rantai makanan dan mengacaukan seluruh ekosistem. 

Kesejahteraan makhluk-makhluk kloning ini juga menimbulkan kekhawatiran etis. Dinosaurus berevolusi di dunia yang sangat berbeda dari dunia kita dalam konteks iklim, dan mengurung mereka di lingkungan taman hiburan dapat menimbulkan masalah etika yang serius tentang pemenuhan kebutuhan kompleks mereka dan potensi penderitaan yang disebabkan. Selain itu, kepemilikan dan kontrol atas taman semacam itu akan menimbulkan masalah keamanan dengan potensi penyalahgunaan oleh perusahaan, pemerintah, atau bahkan aktor jahat dan teroris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun