Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan sarjana ekonomi dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pokemon: Raksasa Media yang Tak Terhentikan

7 April 2024   20:00 Diperbarui: 9 April 2024   13:31 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka-angka tersebut jauh melampaui waralaba media lainnya, meliputi Mickey Mouse & Friends ($52,20 miliar atau Rp834.11 triliun), Winnie the Pooh ($48,5 miliar atau Rp770,55 triliun), Star Wars ($46,7 miliar atau Rp741,96 triliun), Wizarding World/Harry Potter ($34,5 miliar atau Rp548,13 triliun), Barbie ($33,9 miliar atau 538,59 triliun), Marvel Cinematic Universe ($32,4 miliar atau 514,76 triliun), dan Batman ($29,6 miliar atau Rp470,38 triliun).

Pesawat Boeing 747 Milik All Nippon Airways yang Bertemakan Pokemon (Wikimedia Commons)
Pesawat Boeing 747 Milik All Nippon Airways yang Bertemakan Pokemon (Wikimedia Commons)

Lebih dari Sekedar Angka

Meskipun statistik dapat menggambarkan skala besar kesuksesan finansial Pokemon, hal tersebut bisa dibilang hanya sebagian kecil dari cerita suskes waralaba Jepang ini. Daya tarik Pokemon yang bermacam-macam, serta kemampuannya untuk melampaui batasan usia dan budaya menjadi faktor utama yang mengamankan warisan abadi mereka. Pokemon mendorong rasa kebersamaan dengan mendorong perdagangan dan pertarungan, baik dalam permainan video maupun melalui permainan kartunya. 

Penekanannya pada eksplorasi, pengumpulan, dan pemeliharaan memikat penonton dari segala usia. Selain itu, kemampuan beradaptasi Pokemon telah menjadi bagian integral dari umur panjangnya. Waralaba ini dengan mulus berkembang ke televisi dengan serial anime yang sudah berjalan lama, kartu perdagangan produktif, mainan, komik, dan berbagai bentuk media lainnya. Setiap iterasi baru memperkenalkan generasi baru ke dunia Pokemon yang menawan.

Inspirasi Bagi Waralaba Lain dan Masa Depan Pokemon

Kesuksesan fenomenal Pokemon tidak hanya terbatas pada pencapaian finansialnya sendiri. Model "tangkap-dan-latih" makhluk uniknya telah menjadi inspirasi bagi banyak waralaba lainnya. Beberapa contoh terkenal termasuk Digimon yang juga berfokus pada makhluk virtual dengan kemampuan evolusi dalam dunia digital, Yo-Kai Watch yang berakar pada budaya Jepang seputar yokai (roh), Temtem yang meniru formula Pokemon dengan dunia MMO besar-besaran dan fokus pada pertempuran yang kompetitif, serta berbagai dunia permainan video lainnya.

Masa depan Pokemon sampai saat ini masih terbilang cerah. Dengan rilis gim inti yang sedang berlangsung, ekspansi ke pasar baru, dan usaha teknologi inovatif, waralaba ini tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan sama sekali, meskipun telah berumur hampir 30 tahun. 

Raksasa yang tak terhentikan ini terus memecahkan rekor, melibatkan penggemar, dan memperkuat posisinya sebagai ikon budaya. Apakah Anda penggemar lama atau pendatang baru yang baru pertama kali menemukan dunia Pokemon? Satu hal yang pasti: Pokemon telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di lanskap hiburan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun