Sebagai warga yang turut merasakan denyut nadi kota Makassar, saya memahami bagaimana rasanya menjadi bagian dari masyarakat yang menginginkan perubahan positif. Bagi kami, kota ini bukan sekadar tempat singgah atau mencari nafkah; Makassar adalah rumah yang kami cintai dan impikan menjadi tempat yang lebih baik untuk generasi mendatang. Karena itulah, kami tidak hanya butuh pemimpin biasa. Kami butuh pemimpin yang cerdas, bijak, dan peduli, yang memahami betul apa yang dibutuhkan warga. Sosok itu kami temukan dalam pasangan MULIA.
Saat ini, warga Makassar menghadapi pilihan yang lebih besar daripada sekadar memilih pemimpin. Ini adalah soal memilih visi dan arah baru untuk kota yang terus tumbuh dan berkembang. Pasangan MULIA hadir dengan semangat yang sejalan dengan harapan kami---mereka mengusung nilai-nilai kebaikan, keberanian, dan kesungguhan yang terasa nyata, bukan hanya janji semata. Di tengah berbagai janji kampanye yang berlalu begitu saja, mereka fokus pada hal-hal yang lebih bermakna daripada sekadar memperdebatkan jumlah ambulans atau kuburan. Mereka menawarkan ide-ide yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, memastikan bahwa Makassar menjadi kota yang lebih baik bagi semua orang.
Dengan debat kedua yang baru saja selesai, harapan kami bertambah besar bahwa masyarakat Makassar akan semakin sadar dan bijak dalam memilih pemimpin. Semoga semakin banyak warga yang menyadari pentingnya memilih pemimpin yang membawa visi besar, bukan sekadar janji-janji kosong. Dengan keyakinan yang tulus dan semangat yang menyala, kami siap bergandengan tangan untuk mengawal kemenangan pasangan MULIA. Ini bukan hanya demi mereka, tetapi untuk masa depan kota tercinta ini, Makassar. Bismillahirrahmanirrahim, mari kita melangkah bersama menuju perubahan nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H