Semalam badai
dan aku pulang membawa
kosong ke tubuh lunglai,
tetapi kau memberi nyawa.
Seulas senyum
kalau-kalau datang waktu
dapur tak tertutup honorarium,
menghapus segala niskala gerutu.
Seharusnya aku,
cukup bersyukur sebab sejarah
pada mahkota, di balik saku
tercurah bagi yang kalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!