Berkala-kala
mata sepakbola
melihat kalah sebagai jendala,
bukan adakala.
Laga kecil-besar
menjelma ajang hajar,
penuh kata tanpa kadar
yang panas sampai membakar.
Rumput-rumput,
ditumbuhi rumpun
orang takut,
turun mengaduh dan meminta ampun.
Baca juga: Menggulung Jantung Waktu
Terdengar kata.
Hanya dari layar kaca
setiap pasang mata
teduh tak memantul gas air berkaca.
Bila pulang
mati sia,
bernyanyi setia dan hadir sedia
tak menjadi mulia.
Jangan kembali,
nyali tanpa kendali
harus habis tanpa kecuali
sampai ada peduli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!