Di hamparan tanah
pusat nol Ibu Kota, Nusantara.
Sejenak, kepala menyerah penuh
bermunajat memohon selamat.
Para wakil satu menyatu
menahan nafsu waktu,
air, dan tanah kendi negeri
menuju sungguh bersatu.
Tentu saja tanah, air, kendi,
dan simbol lain harus selaras.
Baik segala ritual, tirakat, dan
kesungguhan rasional lain-lain.
Pemimpin bertirakat mengayomi
rakyat, negeri, dan alam hidup.
Pun rakyat bersungguh melindungi
pemimpin, asal-usul, dan tanah air.
Puisi Menarik Lainnya:Â Omong Kosong Rindu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI