Mohon tunggu...
Yuga Andirama
Yuga Andirama Mohon Tunggu... Freelancer - Humanis

Gemar membaca dan menulis puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanggal Tua

29 Januari 2022   16:11 Diperbarui: 12 Maret 2022   13:24 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lirih/dokpri

Garis hitam. Menggores
separuh layar kehidupan.
Yang membentang bimbang
dan nyaris hilang jalan.

Waktu meninggalkan aku
dan tanggal menua saku.
Aku menunduk, mengencang perut.
Dan ia menumbuh bunga, simpati.

Curiga kini menyatu tubuh.
Petualang, telah kepalang
dipandang sial. Jalang-malang
yang dituduh kata. "Kapan?"

Puisi Menarik Lainnya: Kiamat Rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun