Bisa jadi, bobroknya tatanan sosial masyarakat yang terjadi saat ini disebabkan akumulasi dari rusaknya sistem pendidikan kita, penegakan hukum yang tidak tegas dan adil, tontonan alay, inflasi yang tinggi, pendapatan yang rendah, subsidi yang dicabut, tarif pajak yang tinggi, jaminan sosial yang ala kadarnya, gaya hidup konsumtif, korupsi yang menggila, sementara masyarakat dipertontonkan kehidupan pejabat dan selebritis yang serba mewah. Adanya ketimpangan yang tinggi antara yang kaya dengan yang miskin. Orang miskin bukannya malas bekerja, barangkali sengaja dimiskinkan supaya "orang-orang tinggi" tidak kekurangan objek pencitraan.
Siapakah yang sanggup memperbaiki keberadaban bangsa kita yang telah mencapai titik nadir ini? Jika infrastruktur adalah simbol peradaban, maka akhlak merupakan simbol keberadaban. Saat ini kita disilaukan dengan beton-beton yang semakin tinggi, namun disisi lain, kita terenyuh melihat tata karma dan sopan santun yang kian luntur. Negeri ini membutuhkan pembangunan peradaban dan keberadaban yang seimbang. Siapakah pemimpin Indonesia yang mampu melakukan perbaikan itu? Silahkan tanya pada rumput yang terbakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H