Mohon tunggu...
Andi Rahmanto
Andi Rahmanto Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara

Hanya seorang anak manusia yang ingin hidup bahagia dengan caranya sendiri. email: andirahmanto2807@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Tentram Jika Bersahabat dengan Sesama

6 Februari 2016   12:09 Diperbarui: 6 Februari 2016   12:45 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 Sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari uluran dan bantuan orang lain. Manusia tidak dapat hidup menyendiri, sehingga keberadaan orang lain menjadi begitu penting untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Dalam kehidupan masyarakat di pedalaman  hutan atau gurun sekalipun, manusia selalu hidup berkelompok dan membangun komunitas.

Manusia memiliki hasrat untuk membantu dan dibantu. Keinginan untuk membantu orang lain umumnya didorong oleh  rasa simpati maupun karena adanya kepuasan menghilangkan kesusahan pada orang lain. Bagi sebagian orang, membantu orang lain dan membuat mereka tersenyum justru membawa kebahagiaan tersendiri.

Sudah menjadi kewajiban setiap orang untuk membantu sesama sesuai dengan kemampuan. Sedangkan bagi orang yang telah dibantu berusaha untuk bisa membalas budi, atau setidaknya mengucapkan terima kasih.

Seringkali seseorang begitu mudahnya melupakan kebaikan yang telah diberikan kepadanya. Namun ketika ia menerima sesuatu yang tidak menyenangkan hatinya, ia begitu sulit untuk melupakannya. Barangkali sudah menjadi watak manusia, ketika sudah mencintai seseorang, maka segala keburukannya akan tertutupi. Namun bila sudah membenci seseorang, maka seluruh kebaikannya akan terlupakan. Oleh karenanya tidak heran jika permusuhan bisa terjadi dengan begitu mudahnya. Padahal kedua belah pihak yang bermusuhan sebenarnya telah lama bersahabat.

Permusuhan juga seringkali terjadi pada orang-orang yang memiliki ikatan kekeluargaan. Hubungan kekeluargaan pun terputus karena kebencian yang terlanjur mendarah daging. Kadang kebencian itu diwariskan turun temurun hingga beranak cucu. Itulah kebencian, selalu akan mencari sisi cela seseorang daripada berusaha menutupinya.

Ketika kita selalu mengingat sisi baik seseorang, apalagi orang itu pernah berbuat baik pada kita, maka seharusnya permusuhan atau kebencian tidak seharusnya terjadi. Berterima kasih pada manusia merupakan bentuk syukur kita atas karunia dan rezeki yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Berarti bila seseorang tidak bisa berterima kasih pada orang lain, maka ia termasuk orang yang tidak pandai bersyukur.

Satu hal terpenting dalam hidup bermasyarakat adalah selalu menjaga dan menjalin hubungan pertemanan. Hidup akan terasa lebih tenang, jika kita memiliki banyak teman. Sebaliknya, hidup menjadi resah jika kita memiliki musuh. Seorang musuh sekalipun bisa mengganggu hidup kita, karena ia akan selalu mengintai dan mencari-cari sisi lemah kita. Setiap cela kita akan menjadi bahan pergunjingannya, dan kelengahan kita justru menjadi kesempatan baginya untuk menikam kita.

Berusahalah untuk menjalin pertemanan sebanyak mungkin. Seorang pemimpin yang hebat pun tidak mungkin bekerja mewujudkan mimpi-mimpinya tanpa uluran tangan orang lain. Justru seorang pemimpin yang hebat adalah mampu menjalin kerjasama dengan banyak orang demi mewujudkan mimpi-mimpinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun