Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Horor

Cokelat Iblis

5 September 2024   14:31 Diperbarui: 5 September 2024   14:34 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, ada sebuah cokelat yang sangat terkenal. Namanya Red King, sebuah produk asli buatan dalam negeri yang telah menguasai pasar dengan banyaknya pabrik yang tersebar di berbagai daerah. Rasanya yang lezat serta harganya yang terjangkau membuat cokelat ini digemari oleh berbagai kalangan. Namun, ada yang berbeda dengan Mira. Dia tidak pernah bisa menikmati cokelat Red King. Bukan karena dia tidak suka cokelat---dia hanya tidak bisa menyukai yang satu ini. Setiap melihatnya, ada perasaan mual yang langsung menyergap, seolah ada sesuatu yang jahat tersembunyi di balik lapisan manisnya.

Sebaliknya, Rara, sahabat Mira, sangat menyukai cokelat itu. Bagi Rara, Red King adalah camilan sempurna untuk menemani waktu-waktu luangnya. Mira sering heran melihat bagaimana Rara bisa begitu menikmati cokelat yang baginya justru terasa mengerikan.

Suatu hari, saat mereka berdua sedang berbelanja di sebuah minimarket, Mira bergegas mencari mi rebus pedas favoritnya. Tapi, mi itu sudah habis---terjual laris seperti biasanya. Mira, yang cenderung tak suka mengganti pilihannya, memutuskan untuk tidak membeli mi apa pun. Dia pun berjalan menuju tempat Rara yang sedang asyik memilih camilan manis di rak yang penuh dengan berbagai macam makanan. Mira mendekat dengan langkah yang mulai terasa berat saat matanya menangkap sekilas kemasan cokelat Red King yang mencolok di antara camilan-camilan lainnya.

Saat mata Mira tertuju pada Rara yang tengah sibuk mengambil cokelat Red King, tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Sebuah ketakutan yang tak terjelaskan merayap ke seluruh tubuhnya, membuatnya tersentak mundur. Bukan hanya Rara yang ia lihat di sana, melainkan juga sosok menyeramkan yang berdiri di samping sahabatnya itu. Sosok itu jangkung dan kurus, tubuhnya hampir dua kali lipat lebih tinggi dari Rara yang saat itu sedang membungkuk. Kulit kepalanya botak dan keriput, menciptakan kesan yang semakin menyeramkan. Saat sosok itu menoleh ke arah Mira, dia tersenyum lebar, memperlihatkan gigi-giginya yang jarang-jarang dan tampak mengerikan.

"Udah belum, Ra?! Cepetan dong!" seru Mira dengan nada cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Tanpa menunggu jawaban, dia segera melangkah cepat menjauh, meninggalkan Rara yang mendadak merasa jengkel karena Mira seakan memburunya tanpa alasan.

"Iya, sebentar," balas Rara, sedikit kesal. Tanpa menyadari apa yang baru saja dilihat Mira, dia meraih satu-satunya cokelat Red King rasa favoritnya yang terselip di antara varian rasa lainnya, lalu melangkah santai menuju kasir, tidak menyadari bahwa Mira masih memandangi tempat itu dengan perasaan tak nyaman yang tak hilang-hilang.

"Kamu kenapa sih, suka banget sama cokelat itu?" tanya Mira, suaranya terdengar setengah penasaran, setengah terganggu. Sambil berbicara, dia mengunyah keripik kentang pedas favoritnya---camilan yang memang selalu menjadi pilihannya karena kesukaannya pada rasa asin dan pedas.

"Semua orang juga suka, Mir. Justru aneh kalau kamu gak suka," jawab Rara, tak kalah asyiknya menikmati cokelat Red King. Setiap gigitan tampak begitu dinikmatinya, bahkan sampai pipinya belepotan dengan sisa cokelat. "Mau coba?" Rara tiba-tiba menyodorkan potongan cokelat itu ke arah Mira, senyum lebar di wajahnya.

Mira memandang cokelat itu dengan ragu, lalu---seperti sebuah ilusi yang menghantamnya tanpa peringatan---dia melihat sesuatu yang mengerikan. Di ujung gigitan cokelat itu, muncul bayangan samar sebuah wajah yang tengah berteriak kesakitan, seolah-olah wajah itu terukir di dalam cokelat. Bukan kebetulan, ukiran itu begitu detail dan menyeramkan, hampir seperti benar-benar hidup. Lalu, sebuah suara yang lemah dan mengerikan terdengar di telinganya, "Tolong... tolong..."

Suara itu begitu nyata, seolah datang langsung dari potongan cokelat yang disodorkan Rara. Mira merasakan bulu kuduknya meremang, ketakutan langsung merambat ke seluruh tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun