Anusapati, anak Tunggul Ametung dari Ken Dedes, berusaha membalas dendam atas kematian ayahnya. Ia menyuruh Ki Pengalasan untuk membunuh Ken Arok menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan kematian Ken Arok, kutukan Mpu Gandring semakin dalam.
Korban Kelima: Ki Pengalasan
Setelah berhasil membunuh Ken Arok, Ki Pengalasan menjadi korban berikutnya. Anusapati membunuh Ki Pengalasan untuk menghapus jejak dan memastikan bahwa tidak ada yang mengetahui keterlibatannya dalam pembunuhan Ken Arok.
Korban Keenam: Anusapati
Anusapati akhirnya dibunuh oleh adik tirinya, Tohjaya, yang merupakan anak Ken Arok. Tohjaya menggunakan keris Mpu Gandring untuk mengakhiri hidup Anusapati, memperpanjang daftar korban dari keris terkutuk ini.
Korban Ketujuh: Tohjaya
Meskipun Tohjaya secara teknis tidak dibunuh langsung oleh keris Mpu Gandring, ia tetap menjadi korban terakhir dari kutukan keris ini. Tohjaya terluka parah dalam pertarungan melawan Rangga Wuni, anak Anusapati, yang berusaha membalas dendam atas kematian ayahnya. Luka tersebut akhirnya menyebabkan kematian Tohjaya.
Pelajaran dari Keris Mpu Gandring
Kisah keris Mpu Gandring menjadi pengingat akan bahaya ambisi, pengkhianatan, dan balas dendam. Setiap korban dari keris ini mengajarkan kita bahwa kekerasan hanya membawa lebih banyak kekerasan, dan kutukan yang dibawa oleh keris tersebut adalah simbol dari siklus balas dendam yang tidak berujung. Legenda keris Mpu Gandring tetap hidup sebagai cerita peringatan di sepanjang sejarah Nusantara.
catatan:
KAMU SUKA CERITA SEJARAH? KAMU SUKA MEME?Â