Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Pesugihan Tuyul

23 Desember 2023   18:22 Diperbarui: 23 Desember 2023   18:39 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa terpencil yang dikepung oleh pepohonan rimbun dan suasana yang hening, terdapat sebuah legenda tua tentang pesugihan tuyul. Desa itu dikenal sebagai tempat yang memegang erat tradisi-tradisi kuno dan kepercayaan gaib. Seorang lelaki bernama Budi, yang tengah berjuang melawan kemiskinan, mendengar cerita-cerita tentang pesugihan tuyul dari mulut ke mulut.

Budi yang keputusasaan dan terdesak oleh beban hidupnya, memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang pesugihan tersebut. Ia mendengar bahwa di sebuah hutan tua yang dianggap keramat, terdapat batu bertuah yang konon dapat memanggil tuyul penjaga harta. Namun, untuk memanggil tuyul, seseorang harus rela memberikan sebagian kecil dari dirinya.

Dengan hati yang gelisah namun penuh keputusan, Budi memasuki hutan pada malam yang gelap. Ia membawa sebuah lilin, seikat rambut, dan sejumput beras yang menjadi tawaran kepada tuyul. Saat Budi mencapai tempat yang dihuni oleh batu bertuah itu, ia merasakan kehadiran yang tak terlihat mengitari sekelilingnya.

Setelah mempersiapkan tawaran, Budi dengan ragu-ragu berkata, "Tuyul yang penjaga harta, aku membutuhkan bantuanmu. Aku rela memberikan sebagian kecil dari diriku agar hidupku menjadi lebih baik."

Tidak lama kemudian, suasana hutan berubah menjadi dingin dan kelam. Budi merasakan adanya entitas yang tak terlihat di sekitarnya. Sesaat kemudian, sebuah suara halus terdengar, "Jiwa ini rela memberikan sebagian kecil untuk kekayaan yang diinginkan?"

Budi mengangguk dengan ragu dan kemudian menyaksikan lilin yang dinyalakannya tiba-tiba padam. Dalam kegelapan, tiba-tiba muncul sekelompok tuyul kecil dengan mata merah menyala. Mereka berkumpul di sekitar tawaran yang ditinggalkan oleh Budi.

"Tawaran diterima," desis suara halus tuyul, dan tiba-tiba kegelapan kembali berganti menjadi terang. Budi menemukan dirinya kembali di pinggiran hutan, sementara suara tawa kecil tuyul masih terdengar di udara.

Hari-hari berikutnya, Budi merasakan perubahan dalam hidupnya. Kekayaan mulai mengalir, dan bisnis kecil yang dijalankannya tumbuh pesat. Namun, kebahagiaan itu datang bersama dengan kejanggalan-kejanggalan yang meresahkan. Suara-suara bisikan yang tak terlihat mulai menghantui malamnya, dan bayangan-bayangan tuyul kecil sering kali muncul di sudut-sudut ruangannya.

Budi menyadari bahwa pesugihan tuyul membawa konsekuensi yang mengerikan. Setiap malam, sebagian kecil dari jiwanya terasa terkikis, dan suara-suara tawa tuyul semakin menggema dalam tidurnya. Kekayaan yang diperolehnya tidak membawa kebahagiaan, melainkan ketakutan yang semakin merajalela.

Seiring waktu, Budi merasa dirinya semakin lemah dan terkuras oleh pesugihan yang pernah ia lakukan. Ia sadar bahwa tuyul tidak pernah memberikan kekayaan tanpa mengambil sesuatu sebagai gantinya. Keputusasaan melanda Budi, dan ia menyadari bahwa ia harus mencari cara untuk memutus hubungan mistis ini.

Malam itu, Budi kembali ke hutan keramat dengan hati yang penuh penyesalan. Ia berbicara dengan tuyul, memohon agar mereka melepaskannya dari ikatan yang telah ia bangun. Tuyul-tuyul kecil itu hanya terdiam, dan kemudian, mereka lenyap ke dalam kegelapan, meninggalkan Budi dalam keheningan malam.

Namun, meskipun tuyul telah pergi, Budi harus menanggung akibat dari perjanjian yang pernah dibuatnya. Jiwa dan kebahagiaannya terluka, dan malam-malam gelap yang dihabiskannya tidak lagi menjadi hening, melainkan penuh dengan bisikan-bisikan penyesalan dan bayangan-bayangan tuyul yang meninggalkan jejaknya di sepanjang hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun