Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teriris

22 Desember 2023   06:41 Diperbarui: 22 Desember 2023   06:49 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di hening malam yang kelam,

Hati teriris oleh luka lam,

Senyum pudar dalam kabut sepi,

Cerita pilu merayap dalam hati.

Rintihan sepi, merdu dalam sunyi,

Cinta yang hancur, hilang dalam hujan abu,

Kisah yang pudar, warnanya memudar,

Hati teriris, dalam senja yang berdarah.

Dalam redup, terukir kenangan lama,

Sejuta kata terkunci dalam kalbu,

Luka yang tak terobati, nyanyian kelam,

Puisi terukir, di lembaran hati yang remuk.

Namun, di balik derita yang menyiksa,

Bunga harapan tumbuh dari reruntuhan,

Puisi ini bukanlah akhir yang kelam,

Melainkan permulaan dari kisah yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun