Angin malam menggigilkan pepohonan di sekitar pemakaman tua itu. Bulan purnama memberikan cahaya pucat yang menyinari makam-makam yang terhampar begitu saja. Di kegelapan, sebuah makam terlihat berbeda dari yang lain. Batu nisan tua dan retak itu tampaknya menyimpan sebuah rahasia yang terlupakan.
Ratu malam itu adalah seorang gadis muda bernama Maya. Ia adalah seorang peneliti paranormal yang tertarik pada kisah-kisah horor dan legenda urban. Pemakaman tua ini, dikenal sebagai Pemakaman Purnama, diyakini oleh banyak orang sebagai tempat yang angker dan dihuni oleh arwah-arwah penasaran.
Maya, tanpa ragu, berjalan mendekati makam yang mencuri perhatiannya. Suasana sepi dan kelam semakin intens seiring langkah-langkahnya mendekati batu nisan misterius itu. Ketika Maya tiba di sana, ia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Namun, ketertarikan dan keingintahuan membuatnya terus maju.
Dengan cemas, Maya membuka buku catatannya dan mulai membaca mantra yang didapatkan dari peneliti paranormal terdahulu. Saat terakhir kata mantra terucap, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah gelap. Namun, tak ada sosok yang terlihat.
Tiba-tiba, sekelebat bayangan muncul di hadapannya. Mata Maya membelalak ketika ia menyadari bahwa bayangan itu adalah sosok seorang wanita muda dengan gaun putih kuno. Wajahnya dipenuhi oleh keputusasaan dan kepedihan.
"Dibebaskanlah aku, pelayan kegelapan," bisik sosok itu dengan suara lemah.
Maya terguncang, namun keingintahuannya menuntunnya untuk bertanya, "Siapakah engkau? Mengapa engkau terperangkap di sini?"
Wanita itu kemudian menceritakan kisahnya. Dia adalah Elena, seorang wanita muda yang hidup pada abad ke-19. Cintanya yang tragis membuatnya tewas dengan cara yang kejam, dan sejak saat itu, ia meratap di antara kegelapan.
Maya, dengan hati penuh empati, berjanji untuk membantu melepaskan roh Elena. Namun, saat dia berbicara, suasana tiba-tiba berubah. Pohon-pohon di sekitar pemakaman mulai bergetar, dan langit menjadi gelap. Suara-suara aneh menggema di sekeliling mereka.
Elena meringis kesakitan, "Kau telah membuka gerbang yang tidak seharusnya kau buka! Sekarang, kau juga akan menjadi bagian dari kegelapan ini."
Maya merasa takut dan bersalah. Tanpa sadar, langkah-langkah gelap mulai mendekatinya. Bayangan-bayangan gelap melingkupi tubuhnya, dan suara tawa mengerikan menggema di sekitar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H