Hayao Miyazaki, sutradara terkenal dari Studio Ghibli, telah mengukir legenda dalam dunia animasi dengan karya-karyanya yang indah dan mendalam. Film terbarunya, "The Boy and the Heron" (atau "How Do You Live?"), menandai perjalanan terakhirnya setelah serangkaian pencapaian besar. Artikel ini akan membahas beberapa aspek kunci film ini, memberikan interpretasi mendalam serta mengaitkan elemen film dengan konteks kehidupan dan karya Miyazaki.
1. Pendahuluan:
Sebelum memasuki analisis, penting untuk menyadari bahwa "The Boy and the Heron" dipandang sebagai film terakhir Hayao Miyazaki. Meskipun beliau telah "pensiun" beberapa kali sebelumnya, sentimen dalam pembuatan film ini memberikan kesan final, seolah-olah Miyazaki telah berdamai dengan kenyataan bahwa ini mungkin karyanya yang terakhir.
2. Plot Utama:
Film ini mengisahkan tentang seorang paman yang telah menghabiskan bertahun-tahun menciptakan dunia magis yang indah. Dunia ini akan hancur kecuali paman tersebut menemukan penggantinya. Analisis pribadi penulis mengarah pada interpretasi bahwa paman dan Bangau mungkin mewakili Miyazaki sendiri. Paman mencari penerus untuk melanjutkan warisan dunia ajaib yang diciptakannya, seiring dengan alam semesta filmografi Miyazaki yang menghancurkan diri.
3. Paralel dengan Kehidupan Miyazaki:
Pendapat penulis didasarkan pada pengamatan bahwa paman dalam film ini mencerminkan peran Miyazaki dalam penciptaan Studio Ghibli dan dunia yang telah dia bangun selama bertahun-tahun. Film ini mengeksplorasi tema keberlanjutan dan kepemimpinan, mirip dengan perjuangan Studio Ghibli ketika Miyazaki pensiun pada 2013.
4. Pengaruh "How Do You Live?" dan Buku "How Do You Live?":
Ditambahkan bahwa film ini terinspirasi oleh buku "How Do You Live?" oleh Yoshino Genzaburo, meskipun tidak berdasarkan secara langsung. Namun, Miyazaki menginginkan film ini menjadi pesan bagi generasi mendatang, mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan bagaimana memilih hidup dengan tekad.
5. Tema Musikal:
Analisis musikal dalam artikel menyoroti penggunaan tema piano yang menggambarkan perjalanan mahito, karakter utama, melalui proses kedewasaan. Tema ini menggambarkan pelajaran hidup penting dan diputar dalam momen-momen kunci film.
6. Simbolisme Burung dan Parkit:
Penulis membahas simbolisme burung dalam film, terutama pelikan dan parkit, yang mungkin merepresentasikan karya artistik Miyazaki. Parkit yang misterius dan pelikan yang memakan monster laut menghadirkan pesimisme dan sinisme Miyazaki terhadap manusia dan dampaknya pada alam.
7. Kritik terhadap Manusia:
Artikel menyoroti pandangan Miyazaki terhadap manusia, yang sering kali ditemukan dalam karyanya. Pemikiran misantropiknya, yang muncul dalam film seperti "Porco Roso," "Princess Mononoke," dan "The Wind Rises," terbawa ke "The Boy and the Heron."
8. Kesimpulan:
Penutupan artikel membahas pesan terakhir film ini: memilih bagaimana kita ingin menjalani hidup kita. Meskipun film mencerminkan konflik batin Miyazaki dan pemikiran kelamnya tentang manusia, itu juga memberikan pesan positif tentang keberlanjutan dan keputusan yang diberikan kepada generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H