Dalam era digital, analisis linguistik forensik diterapkan pada komunikasi di media sosial. Pencocokan gaya bahasa dan penggunaan kata-kata tertentu dapat membantu dalam pelacakan identitas dan lokasi seseorang yang terlibat dalam aktivitas kriminal.
6. Penyelesaian Kasus Pidana dengan Naskah Tuntutan:
Naskah tuntutan sering kali menjadi pusat perhatian dalam pengadilan. Analisis linguistik pada naskah ini dapat memberikan wawasan tambahan tentang strategi dan niat hukum yang digunakan oleh pihak berwenang.
7. Pembuktian Pencemaran Karakter melalui Pesan Teks:
Kasus pencemaran karakter melibatkan analisis linguistik pada pesan teks yang diterima oleh korban. Ahli forensik dapat membantu membuktikan bahwa pesan tersebut memiliki karakteristik khusus yang dapat dihubungkan dengan pelaku.
8. Menganalisis Perubahan Dalam Panggilan Darurat:
Dalam panggilan darurat, analisis linguistik dapat membantu dalam mendeteksi perubahan cerita atau detail yang mungkin mencurigakan. Hal ini dapat membantu penyelidik dalam menilai kebenaran informasi yang diberikan.
Kesimpulan:
Linguistik forensik membuka pintu bagi pemecahan kasus yang sulit dan kompleks. Dengan fokus pada jejak bahasa, ahli forensik dapat memberikan bukti yang kuat di pengadilan dan membantu menegakkan keadilan. Kasus-kasus di atas menyoroti keberhasilan analisis linguistik forensik dalam membantu penegakan hukum dan membawa para pelaku keadilan, menjadikannya alat yang tak ternilai dalam menyelesaikan teka-teki hukum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H