Mohon tunggu...
Andi Panjianum
Andi Panjianum Mohon Tunggu... Guru - bejuang atau terbuang

Nama saya Andi Panjianum, saya lahir di desa Tanjung Tebat sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan pada tanggal 08 November 1986. saya pernah belajar SD 34 Tanjung Tebat, SMP Negeri 5 lahat , SMA 2 Lahat dan kuliah di Universitas Bengkulu dengan jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. sekarang saya adalah seorang guru PNS di SMP Negeri 1 Penukal yang terletak di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gum-Gum

6 Agustus 2020   00:22 Diperbarui: 6 Agustus 2020   00:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gum-Gum Antu Besok tidak pernah menyakiti anak-anak yang diajaknya pergi. Gum-Gum Antu Besok akan memberikan makan, minuman dan mengajak anak tersebut bermain. Dan biasanya Gum-Gum Antu Besok juga akan mengembalikan anak tersebut dimana tempat pertama kali ia mengajaknya.

Selain mengajak anak kecil pergi Gum-Gum Antu Besok juga sering masuk ke dalam kelambu. Ia akan datang apabila ada anak-anak yang tidur lewat dari jam sembilan malam. Dan sudah menjadi kebiasan di desa Air Itam bahwa anak-anak akan tidur di bawah jam sembilan malam.

Ada satu keluarga yang tinggal di desa Air Itam. Mat Godek namanya, tubuhnya kekar karena bermata pencaharian sebagai pencari ikan. Istrinya bernama Lasni dan anaknya bernama Pakuroni. Pakuroni adalah anak semata wayang mereka. 

Sebenarnya Lasni sudah 4 kali mengandung tapi hanya Pakuroni yang masih hidup, dan maksud mereka memberi nama Pakuroni. Dengan harapan bisa terikat seperti paku yang tertancap di dinding dan tidak akan lepas lagi.

Sore ini waktu magrib telah lewat tetapi Pakuroni belum juga pulang. Mat Godek sudah mondar-mandir di dalam rumah, sedangkan istrinya Lasni sudah beberapa kali menangis. Beberapa tetangga sudah ada yang datang ke rumah mereka. Beberapa penduduk yang lain mulai menyiapkan lampu petromak dan menebang bambu untuk membuat obor.

Lampu petromak dan obor tersebut tak lain untuk mencari Pakuroni. Tapi pencarian tersebut belum dilakukan. Ada tetangga mereka melihat Pakuroni di depan rumah mereka sesudah azan magrib. Karena sebelum azan tersebut ia memasukan anak kambing milikinya dan tak sengaja melihat Pakuroni.

Lasni mulai mencari di dalam rumah, ia lihat di bawah katil (tempat tidur), di belakang pintu, di gubuk penyimpanan padi di belakang rumah, bahkan di atas pelapon rumah. Namun Pakuroni belum juga ditemukan. Saat di dalam rumah tidak diketemukan. Seluruh laki-laki dewasa mulai berkumpul di rumah Mat Godek. Mereka ingin membantu Mat Godek mencari keberadan Pakuroni.

Dengan suara yang serak Mat Godek meminta tolong kepada semua yang datang untuk mencari anaknya yang hilang.

Lampu petromak dihidupkan bagitu juga dengan obor mulai diberikan sumbunya. Setelah semuaya siap. Mereka memulai pencarian. Pembawa lampu petromak telah berjalan di bagian depan. Laki-laki dewasa desa air itam mulai mengikuti kemana pembawa lampu itu berjalan. Sedangkan beberapa orang lagi berjalan dengan di bantu obor.  Tempat pertama tujuan pencarian mereka adalah ke arah selatan desa menuju pemakaman puyang.

Setelah sampai di pemakaman puyang. Para pencari mulai melihat di semak-semak yang mengelilingi kuburan payang. Semua pohon-pohon kecil di dekat kuburan di goyang-goyang. Tapi dalam pencarian ini semua laki-laki yang pergi hanya membawa lampu petromak dan obor serta tongkat dan tak boleh membawah senjata tajam.

Setelah tidak ditemukan di kuburan puyang tersebut maka pencarian dilakukan di hutan-hutan di dekat desa. Setiap bertemu dengan pondok maka pondok tersebut akan didatangi dengan harapan ada Pakuroni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun