Tahapan pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang. Pertama, pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berfokus pada perkembangan fisik, sosial, dan mental anak usia 0-6 tahun. Kedua, pendidikan dasar yang terdiri dari sekolah dasar (SD) selama 6 tahun dan sekolah menengah pertama (SMP) selama 3 tahun. Ketiga, pendidikan menengah atas yang terdiri dari sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) selama 3 tahun. Terakhir, pendidikan tinggi yang mencakup program sarjana, magister, dan doktor di perguruan tinggi.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan konsep di mana pendidikan tidak hanya terjadi di masa sekolah, tetapi juga terus berlanjut sepanjang kehidupan. Peran pendidikan sepanjang hayat sangat penting dalam menghasilkan masyarakat yang terus berkembang dan siap menghadapi perubahan. Pendidikan sepanjang hayat melibatkan semua tahapan kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa tua. Dalam konteks pendidikan sepanjang hayat, pendidikan formal, nonformal, dan informal dapat saling melengkapi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi individu. (Soekartawi. (2010).
Pendidikan sepanjang hayat merupakan konsep di mana pendidikan tidak hanya terjadi di masa sekolah, tetapi juga terus berlanjut sepanjang kehidupan. Peran pendidikan sepanjang hayat sangat penting dalam menghasilkan masyarakat yang terus berkembang dan siap menghadapi perubahan. Pendidikan sepanjang hayat melibatkan semua tahapan kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa tua. Dalam konteks pendidikan sepanjang hayat, pendidikan formal, nonformal, dan informal dapat saling melengkapi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi individu.
Adapun Implikasi konsep pendidikan sepanjang hayat pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu :
- Pendidikan baca tulis fungsional Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relevansinya yang ada pada negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta huruf, Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat. Realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu: Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung yang fungsional bagi anak didik dan Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.Â
- Pendidikan vokasional. Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting.
- Pendidikan profesional. Realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in Mechanism yang memungkinkan golongan professional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi profesional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.Â
- Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan. Era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinyu (lifelong education). Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan social dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan seumur hidup.Â
- Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik Selain tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.Â
Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinyu dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.
c. Peran mahasiswa dalam mengembangkan sistem pendidikan di daerah terpencil yang tidak berpendidikan
Peran Mahasiswa dalam Mengembangkan Sistem Pendidikan di Daerah Terpencil yang Tidak Berpendidikan:
Mahasiswa memiliki peran penting dalam mengembangkan sistem pendidikan di daerah terpencil yang tidak berpendidikan.
- Pertama, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan memberikan kontribusi dalam pembangunan dan penyediaan akses Pendidikan di daerah terpencil. Mereka dapat melakukan penelitian, membuat program pembelajaran inovatif, dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
- Kedua, mahasiswa juga dapat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melibatkan diri dalam program-program pengembangan pendidikan di daerah terpencil. Mereka dapat memberikan bimbingan belajar, mengadakan pelatihan, atau mendirikan perpustakaan keliling untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi masyarakat di daerah tersebut.
- Ketiga, mahasiswa dapat berperan sebagai mediator antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan daerah terpencil. Mereka dapat mengadvokasi pentingnya pendidikan di daerah tersebut serta mendorong pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya yang cukup guna meningkatkan kualitas pendidikan.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
a. KesimpulanÂ
Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan nasional di Indonesia diatur oleh UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tahapan pendidikan meliputi pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi. Pendidikan sepanjang hayat merupakan konsep penting yang memungkinkan pendidikan terus berlanjut sepanjang kehidupan.