Mohon tunggu...
Andi Novita Mama Anugrah
Andi Novita Mama Anugrah Mohon Tunggu... Penulis - Undergraduate Petroleum Engineering Student at UPN "Veteran" Yogyakarta

Researcher II Energy and Renewables Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dusun Semuten Sebagai Dusun yang Memanfaatkan Kotoran Hewan Ternak Menjadi Biogas dan Pupuk Organik

1 Oktober 2022   09:04 Diperbarui: 2 Oktober 2022   12:31 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi Pembuatan Rangkaian Alat Biogas

Pemanfaatan biogas di Indonesia masih tergolong minim. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan yang ramah lingkungan dan cocok diimplementasikan di wilayah pedesaan. Salah satu wilayah yang saat ini masih dalam proses pengembangan biogas yakni Dusun Semuten. Dusun Semuten dengan luas wilayah 118 ha. Mata pencaharian penduduk di desa ini kebanyakan sebagai petani dan peternak. Banyaknya jumlah hewan ternak di dusun ini merupakan sumber energi yang besar dari hasil limbah kotoran ternak tersebut (biogas). Akan tetapi, saat ini sumber energi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal biogas dari kotoran tersebut dapat digunakan atau dikonversi sebagai sumber energi lain, seperti listrik, penggerak motor, dan lainnya. Disamping itu, limbah dari hasil pengolahan biogas, dinilai sangat baik untuk pupuk organik tanaman. Namun, penduduk Dusun Semuten masih belum dapat memanfaatkan kotoran ternak tersebut secara maksimal. Bahkan, kotoran tersebut dibiarkan dan menjadi limbah yang dapat mencari lingkungan sekitar dusun tersebut.

Menurut pendapat pak Tentrem selaku ketua kelompok ternak mengatakan bahwa "dengan adanya program pengabdian ini membantu masyarakat sekitar dalam mengatasi limbah kotoran hewan ternak yang ada disini. Awalnya kotoran hanya dibiarkan bertumpuk dan mencemari lingkungan, sebab masyarakat masih belum paham akan pengolahannya". Ujar Tentrem.

Berdasarkan hasil yang diperoleh telah diimplementasikan alat biogas dengan kapasitas 15-20 kg. Dimensi biogas yang diterapkan di Dusun Semuten yakni dengan diameter 5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Skema rangkaian alat biogas telah ditunjukkan oleh gambar 2. Dari rangkaian tersebut, tahapan selanjutnya yakni dilakukan uji kebocoran untuk memastikan bahwa tidak ada bagian yang bocor, sebab akan berdampak buruk bagi lingkungan jika ada gas yang bocor. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi adanya kebocoran pada reaktor biogas, yaitu dengan melakukan pengecekan tekanan, leakage spray, laser gas, dan kamera inframerah. Pendeteksi adanya kebocoran biogas dengan cara pengecekan tekanan diidentifikasikan dengan adanya penurunan tekanan gas secara signifikan. Cara kedua yaitu dengan leakage spray, semprotan ini berbentuk busa, ketika telah teridentifikasi adanya kebocoran biogas, maka busa tersebut akan berubah warna.

"Program ini merupakan program pengabdian masyarakat yang langsung berada di bawah LPPM UPN Veteran Yogyakarta dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tujuannya yakni membantu masyarakat dalam mengatasi problem atau masalah yang dihadapi di lingkungannya. Program ini bukan hanya kolaborasi antara pihak perguruan tinggi dengan pemenrintah, namun juga melibatkan tenaga ahli, mahasiswa, dan penduduk yang bersangkutan" ujar Nur Suhascaryo selaku Ketua Peneliti Pengabdian Masyakarat Kelompok Ternak 2022.

Dapat diketahui bahwa luaran berupa reaktor biogas dengan kapasitas 15-20 kg kotoran hewan telah terlaksana sehingga sudah dapat digunakan untuk mengolah limbah kotoran hewan menjadi biogas. Dari data hasil observasi dilapangan menghasilkan limbah kotoran hewan ternak sebanyak 20 kg/hari. Dengan demikian volume reaktor biogas yang sudah dibuat sudah cukup menampung produksi limbah hewan ternak untuk satu hari. Reaktor biogas ini sudah diuji coba dan dapat berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kebocoran. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya gas yang keluar dari pipa pembuangan ataupun dari sisi dinding reaktor. 

Pada saat pengujian dengan manometer penunjuk ukuran tekanan gas sudah mulai menunjukkan kenaikan pada jarum penunjuk, hal ini dapat dikatakan bahwa adanya gas yang terbentuk sebagai awal dari proses pembentukan biogas dari limbah kotoran hewan. Temperatur yang tinggi umumnya akan memberikan produksi biogas yang baik. Selain itu, produk buangan dari biogas dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair yang dapat dimanfaatkan oleh petani di wilayah Dusun Semuten.

Proses pengerjaan biogas dilaksanakan selama 1 bulan dengan rincian 7 hari proses penggalian dan sisanya yakni proses merangkai dan pemasangan alat. Saat ini, rangkaian alat telah terpasang dan selanjutnya adalah proses uji coba untuk dapat dimanfaatkan memasak dan menghasilkan pupuk organic cair yang berguna bagi petani dan masyrakat sekitar Dusun Semuten.

Pengujian Kompor menggunakan Gas dari Biogas
Pengujian Kompor menggunakan Gas dari Biogas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun