Mohon tunggu...
andinnuraini
andinnuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - andin

﷽ permudahkan segalah sesuatunya dengan niat doa dan ke sungguannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkembangan Kota dan Kependudukan di Kawasan Wilayah Mojokerto

27 Mei 2021   19:49 Diperbarui: 10 Juni 2021   10:52 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berdasarkan jumlah penduduk, tingkat kepadatan dan tingkat pertumbuhan penduduk Kota Mojoketo yang tinggi ini menunjukkan bahwa di wilayah ini jika ditinjau dari segi penggunaan lahan luas kawasan pemukiman penduduk semakin luas dan memakan banyak lahan, yang semula merupakan lahan terbuka menjadi lahan terbangun yang tentunya akan berpengaruh terhadap daya dukung lahan kawasan wilayah Kota Mojokerto. Mengetahui besarnya nilai daya dukung lahan di Kota Mojokerto, selanjutnya untuk dapat mengetahui lokasi-lokasi mana saja yang kemungkinan masih dapat dilakukannya suatu pengembangan wilayah termasuk pengembangan wilayah dibidang fisik yakni pemukiman penduduk dilakukannya suatu perhitungan Building Coverage (BC)

Berdasarkan kajian yang ditulis oleh Gina (2015) n menunjukkan bahwa secara keseluruhan Building Coverage (BC) Kota Mojokerto sebesar 41,37% yang artinya pada wilayah ini masih memungkinkan untuk meningkatkan pembangunan khususnya di bidang fisik (Gina, 2015). Wilayah Kota Mojokerto terdapat beberapa titik lokasi yang telah mengalami alih fungsi lahan yang semula merupakan lahan terbuka menjadi lahan terbangun. 

Di jalan benteng pancasila Kota Mojokerto, dulunya merupakan terdapat lahan persawahan yang cukup luas, baru-baru ini telah terjadi pembangunan diarea tersebut yaitu didirikannya area kios-kios perbelanjaan kaki lima di sebrang jalan benteng pancasila bagian timur didekat jalan kereta api yang dulunya lahan tersebut merupakan lahan terbuka. Alih fungsi lahan juga terjadi di titik lokasi Surodinawan Kota Mojokerto yakni tepatnya pada kompleks perumahan Surodinawan. Dulu pada lokasi tersebut merukan area lahan pertanian yang luas dan kini telah terjadi alih fungsi lahan yaitu berubah menjadi area perumahan pemukiman penduduk, dan sampai saat ini di wilayah perumahan tersebut tiap tahunnya selalu membangun unit-unit rumah baru yang memakan lahan pertanian, begitu juga pada titik lokasi yang ada di Mojokerto, juga terjadi perataan lahan pertanian yang akan dilakukan sebuah proyek.

Kondisi tahun 2016 daya dukung lahannya masih jauh berada di bawah standart ambang batas, akan tetapi untuk 10 tahun kemudian atau 20 tahun kemudian daya dukung lahan kota mojokerto memungkinkan bisa mencapai atau bahkan melebihi standart daya dukung lahan dan ambang batas. Faktor yang menyebabkan nilai daya dukung lahan suatu wilayah mencapai ambang batas nya adalah jumlah penduduk yang tinggi atau jumlah tingkat pertumbuhan penduduk yang melibihi batas optimal, dan aktivitas penduduk pada suatu wilayah tersebut yang akan berdampak pada peningkatan perubahan penggunaan lahan, seperti lahan yang digunakan untuk pemukiman penduduk.

Daya dukung yang dikelola antara 30-70% memberikan kualitas lingkungan yang cukup baik. Angka ini diperoleh berdasarkan konsep tata ruang arsitektur bangunan yang harus memperhitungkan "Arsitektur Alam" yaitu antara 1/3-2/3 dari seluruh ruang yang dikelola atau diubah oleh manusia harus dikelola untuk berkembang secara alami. 

Batas daya dukung 30-70% dianggap baik, karena apabila penggunaan sumber daya alam melebihi 70% sampai mendekati 100% akan berakibat menurunnya kualitas lingkungan dan keadaan akan semakin buruk (Hafizah, 2018). Menurut Yeates dalam prakoso (2013), nilai standart daya dukung lahan dengan ukuran populasi pada wilayah kota sebesar 140.161 jiwa adalah 0,073 ha/jiwa. Dapat dijelaskan bahwa kawasan wilayah kota Mojokerto dengan rata-rata memiliki daya dukung lahan sebesar 0,012 ha/jiwa masih terlampau jauh berada dibawah standart ambang batas daya dukung lahan yang telah ditentukan (Prakoso, 2013).

Telah diketahui daya dukung lahan dari masingmasing kecamatan dan kelurahan di kawasan Kota Mojokerto maka selanjutnya yaitu untuk mendapatkan lokasi-lokasi mana saja yang masih dapat dilakukan suatu pengembangan wilayah termasuk pengembangan wilayah pemukiman di wilayah Kota Mojokerto. Hal ini menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk Kota Mojokerto dalam jangka waktu dua tahun kemudian akan meningkat. 

Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus dan tidak memperhatikan kondisi lingkungan dan lahan pada wilayah tersebut, tentu saja akan mengancam kondisi daya dukung lahan karena wilayah tersebut akan mengalami degradasi lahan, penggunaan lahan pemukiman atau lahan terbangun yang semakin luas menyebabkan ketersediaan lahan terbuka ( open space ) semakin sempit dan berkurang (Windayana, 2020).

Implikasi daya dukung lahan yang rendah tentu saja akan menyebabkan wilayah tersebut mengalami permasalahan, jika ditinjau dari aspek kelingkungan maka kapasitas lingkungan dan sumber daya dalam mendukung kegiatan manusia atau penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidupnya akan mengalami penurunan atau degradasi.

Dari semua faktor-faktor diatas, adanya peran pendidikan juga sangat mempengaruhi. Menurut Gregory (2006) dalam (Ganie, 2017) pendidikan merupakan modal utama manusia untuk menggapai kesuksesan ekonomi dalam jangka panjang suatu negara. Pendidikan juga diartikan sebagai bentuk usaha terencana yang dilakukan untuk pembentukan manusia yang berkualitas, aktif mengembangkan potensi diri, dan agar dapat bersaing dalam era persaingan global. 

Jika dikaitkan dengan masalah persiapan tenaga kerja, pengertian pendidikan menurut Tirtarahardja dan Sulo (1994) dalam (Ganie, 2017) adalah sebagai kegiatan membentuk peserta didik agar memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pendidikan mencerminkan kualitas atau pencapaian pendidikan formal dari penduduk di suatu negara. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula produktivitas seseorang dalam bekerja atau kemampuan kerjanya. Pendidikan formal merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perolehan kesempatan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun