Dengan kita memiliki kesadaran yang kritis terhadap realitas media terlebih media sosial, hal ini menunjukkan tujuan literasi media yang sebenarnya. Maka dari itu, masyarakat dapat mengontrol informasi yang mereka dapatkan.
Dapat dikatakan bahwa semakin media literate seseorang meningkat, maka ia mampu mengamati realitas dunia dengan dunia yang telah dikonstruksi oleh media. Karakterteristik para pemuda generasi alfa maupun milenial saat ini cenderung memiliki jiwa kreatif dan inovatif.
Namun, jika tidak memiliki dasar pengetahuan yang benar dan valid, hal tersebut dapat menjadi “pisau bermata dua”. Hal ini sangat disayangkan ketika kita tidak paham dengan esensi dalam menggunakan media sosial seperti apa. Berita-berita saat ini justru penuh dengan sensasi ketimbang esensi media sosial yang ada sebagaimana mestinya.
Di tahun 2022 ini saja, entah berapa banyak puluhan bahkan mungkin ratusan informasi-informasi yang tidak akurat bahkan tindakan seseorang yang sangat tidak etis dalam berkomentar di postingan seseorang maupun membuat sebuah konten yang sama sekali hanya sekadar bentuk menunjukkan eksistensi diri ataupun hanya ingin viral belaka.
Hal tersebut sangat amat disayangkan terlebih lagi kecanggihan teknologi yang terus menerus berkembang, meluas dan semakin maju, membuat kerentanan penyalahgunaan media sosial sendiri semakin di waspadai.
Bisa kita pikirkan saja, jika semakin banyak orang-orang tidak mengenal esensi dari media sosial sendiri, maka semakin banyak korban yang terdampak akibat ulah-ulah “ketidaksengajaan” yang pelaku perbuat. Hal itu bisa saja sangat mempengaruhi sikap, perilaku bahkan kesehatan mental seorang korban.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan kehadirannya media sosial di tengah-tengah masyarakat ini memberikan banyak kemudahan dan dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun diakui layanan media sosial yang memang dapat menyediakan beragam informasi dan hiburan, masyarakat Indonesia masih darurat dengan literasi dan esensi media sosial sebagaimana mestinya.
Akibat dengan krisisnya hal tersebut, secara tidak langsung menunjukkan korelasi yang saling berhubungan dan juga memicu beberapa dampak negatif yang berpotensi memberikan efek berbahaya bagi kesehatan mental seperti halnya insekuritas, kecemasan, depresi, dan lain-lain.
Dengan begitu, kita harus bisa menemukan cara untuk memanfaatkan dan menggunakan media sosial dengan cara yang lebih positif dan bermanfaat. Lebih jauh lagi, perlunya pengetahuan lebih mengenai pentingnya literasi media dan kegunaan dari media sosial itu sendiri terhadap arti kesehatan dan kesejahteraan mental dan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H