Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyelesaikan permasalahan publik melalui kebijakan publik. Apabila permasalahan publik diperkirakan terus ada, maka diperlukan kebijakan yang diharapkan terus berlanjut. Salah satu permasalahan publik yang pemecahannya memerlukan keberlanjutan adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia menjadi permasalahan publik yang terus berlanjut sampai saat ini dan pemecahannya pun relatif sulit. Bahkan, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai macam program pengentasan kemiskinan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan di Indonesia.
Menurut Nugroho (2011) dalam Tirani (2020), 'Pendekatan paling strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan yaitu melalui Program Pemberdayaan Masyarakat'. Salah satu program pemberdayaan yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Terdapat dua model dalam PNPM, yaitu PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan. Program ini dimulai pada tahun 2007 dan diberhentikan secara program pada tahun 2014. Sayangnya, pasca-diberhentikan secara program, banyak PNPM Mandiri baik perkotaan maupun perdesaan yang tidak sustainable dan mengalami kegagalan.
Meskipun demikian, terdapat PNPM Mandiri Perkotaan yang tetap sustainable. Salah satunya yaitu PNPM Mandiri Perkotaan di Desa Sambeng Wetan, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.
Sustainabilitas PNPM Mandiri Perkotaan Desa Sambeng Wetan di tengah banyaknya program serupa yang sejenis menarik untuk dikaji. Argumen yang mendasarinya yaitu:
- PNPM Mandiri Perkotaan didesain untuk masyarakat perkotaan, meskipun Desa Sambeng Wetan relatif dekat dengan Purwokerto, tetapi kultur perdesaannya masih kental.Â
- Pelaksanaan program ketika program tersebut masih berjalan tentu berbeda dengan pelaksanaan program ketika dinyatakan berhenti. Patut diduga terdapat makna tertentu atas PNPM Mandiri Perkotaan baik bagi pelaksana program maupun masyarakat sasaran program sehingga PNPM Mandiri Desa Sambeng Wetan masih dipertahankan hingga saat ini.
- Sustainabilitas PNPM Mandiri Perkotaan Desa Sambeng Wetan, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas diperlukan informasi teoritiknya agar dapat direplikasi pada program serupa, sehingga dapat mewujudkan sustainabilitas program pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Fenomena menarik ini tengah diteliti oleh mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman yang tergabung dalam Tim PKM-RSH yang diketuai oleh Latifah Nur`Aini, dengan anggota antara lain: Ika Yulianti, Andini Tiara Putri, Dita Berliana Putri dan Tria Mukti Citraningrum serta Dr. Alizar Isna, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pendamping.
Penelitian tersebut merupakan salah satu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skema Riset Sosial Humaniora (RSH) yang mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dengan judul "Sustainabilitas PNPM Mandiri Perkotaan Pasca-berakhirnya Program (Studi Kasus di Desa Sambeng Wetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H