Mohon tunggu...
Andini Septia
Andini Septia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Andini Septia

Mahasiswi Universitas Pamulang, Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen : Si Gadis Bisu

2 Januari 2022   22:40 Diperbarui: 2 Januari 2022   22:54 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari telah menyelesaikan tugasnya, dia kembali ke peraduan digantikan rembulan.Di sebuah desa tepatnya Desa Renggono begitu terlihat sepi, padahal azan magrib baru saja berkumandang 5 menit yang lalu. Hanya ada 4 orang laki-laki yang berada di dalam sebuah mushola, raut wajah mereka menunjukkan kebingungan.

"Mohon maaf sebelumnya pak haji, ini kok gak ada warga yang pada salat di mushola ya" tanya seorang pemuda yang mengenakan koko berwarna putih.

Seseorang yang di panggil pak haji menghela napas sebelum menjawab. "Ya begitulah, mereka lebih memilih salat dirumah. Ada sesuatu yang membuat mereka ragu untuk keluar rumah selepas magrib"

Laki-laki muda berkacamata mengerutkan keningnya bingung. "Memangnya ada apa pak haji?"

"Nanti saya ceritakan, sekarang lebih baik kita salat magrib dahulu. Percuma menunggu warga, mereka tidak akan ada yang datang"

Keempat laki-laki tersebut pun melaksanakan salat magrib berjamaah, setelah itu dilanjut dengan berdoa dan berdzikir. 20 menit berlalu, 3 laki-laki yang masih diliputi rasa penasaran pun meminta waktu pak haji untuk menjelaskan tentang keganjalan yang ada di desa Renggono.

"Mohon maaf pak haji, kita boleh meminta waktunya sebentar. Ingin bertanya-tanya, sekaligus untuk tugas kuliah kami" ujar pria berkacamata bernama Erik.

Sebelum itu pak haji memperhatikan ketiga pemuda di hadapannya dengan saksama. "Lebih baik kita mengobrol di rumah saya saja, kasian istri dan anak saya menunggu di rumah"

Ketiga pemuda itu hanya menurut meski dalam hati dilingkupi rasa penasaran yang luar biasa, ketiganya berjalan beriringan menuju rumah pak haji yang tidak terlalu jauh dari mushola.

"Zi, menurut lo kira-kira apa yang bikin warga desa ini gak mau keluar rumah pas magrib?" tanya Angga pada temannya yang bernama Rezi. Posisi Angga dan Rezi kini ada di belakang pak haji dan teman mereka satu lagi, Erik.

"Mana tahu gua, kalau gua tahu gak bakal tanya ke pak haji" sahutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun