Mohon tunggu...
Andini Sapitriany
Andini Sapitriany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teori lev vygotsky dan piaget tentang perkembangan sosial dan kognitif

17 Januari 2025   14:00 Diperbarui: 17 Januari 2025   13:08 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teori Perkembangan Sosial dan Kognitif menurut Lev Vygotsky dan Jean Piaget

Teori perkembangan sosial dan kognitif menurut Lev Vygotsky dan Jean Piaget adalah dua perspektif yang sangat berpengaruh dalam psikologi pendidikan dan pengembangan anak. Meskipun keduanya fokus pada perkembangan kognitif dan sosial anak, mereka memiliki pendekatan dan penekanan yang berbeda. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing teori dan perbedaan utama antara keduanya.

---

1. Teori Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget

Jean Piaget (1896-1980) adalah seorang psikolog Swiss yang dikenal dengan teori perkembangan kognitifnya yang berfokus pada bagaimana anak-anak membangun pemahaman mereka tentang dunia seiring bertambahnya usia. Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak terjadi melalui serangkaian tahap yang universal dan berurutan.

Tahap Perkembangan Kognitif Piaget:

1. Tahap Sensori-Motor (0-2 tahun):

Pada tahap ini, anak-anak mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui interaksi sensorik dan motorik mereka.

Anak-anak mulai mengembangkan konsep objek tetap, yang berarti mereka mulai menyadari bahwa benda-benda tetap ada meskipun tidak terlihat.

Perkembangan mental pada tahap ini melibatkan penyesuaian antara perilaku dan pengalaman mereka dengan lingkungan fisik.

2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun):

Anak-anak mulai menggunakan bahasa untuk menggambarkan dunia, tetapi mereka masih belum dapat melakukan pemikiran logis yang sistematis.

Pemikiran anak pada tahap ini bersifat egosentris, yang berarti mereka sulit untuk melihat situasi dari perspektif orang lain.

Mereka juga menunjukkan animisme (memberikan sifat manusia pada benda-benda mati) dan konservasi (tidak menyadari bahwa jumlah tetap sama meskipun bentuknya berubah) belum berkembang sepenuhnya.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun):

Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu berpikir secara logis tentang objek dan peristiwa konkret. Mereka mengembangkan kemampuan untuk melakukan operasi mental yang konkret (misalnya, memahami konsep konservasi, klasifikasi, dan seri).

Anak-anak dapat memahami bahwa perubahan bentuk tidak mengubah sifat benda (misalnya, jumlah air tetap sama meskipun dipindahkan ke dalam gelas yang berbeda).

Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang melibatkan objek yang nyata atau bisa dilihat.

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas):

Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak, melakukan pemikiran hipotetis, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan.

Mereka mampu memahami prinsip-prinsip logis dan konseptual yang tidak selalu terikat pada objek fisik.

Pemikiran mereka menjadi lebih fleksibel, dan mereka dapat berpikir lebih kritis dan sistematis.

Konsep Penting dalam Teori Piaget:

Skema: Struktur mental atau pola kognitif yang digunakan untuk memahami dunia.

Asimilasi: Proses di mana anak menyerap informasi baru dan menyesuaikannya dengan skema yang sudah ada.

Akomodasi: Proses perubahan skema yang ada agar sesuai dengan pengalaman baru.

Equilibrasi: Proses menyeimbangkan asimilasi dan akomodasi untuk memahami dunia.

Implikasi Piaget untuk Pendidikan:

Piaget berpendapat bahwa anak-anak belajar lebih baik jika mereka terlibat dalam pengalaman aktif dan interaksi dengan lingkungan mereka.

Pengajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak. Misalnya, anak-anak pada tahap praoperasional membutuhkan kegiatan yang mendorong imajinasi dan permainan simbolik, sementara anak-anak pada tahap operasional konkret membutuhkan pengalaman yang lebih nyata dan konkret.

2. Teori Perkembangan Sosial dan Kognitif menurut Lev Vygotsky

Lev Vygotsky (1896-1934) adalah seorang psikolog Rusia yang berfokus pada peran budaya, bahasa, dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui proses interaksi sosial, di mana anak-anak belajar dari orang lain dalam konteks sosial budaya mereka.

Konsep Utama dalam Teori Vygotsky:

1. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD):

ZPD adalah jarak antara apa yang dapat dilakukan oleh anak secara mandiri dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berkompeten.

Pembelajaran yang paling efektif terjadi ketika anak berada di dalam ZPD mereka, karena mereka menerima dukungan (scaffolding) yang membantu mereka mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi.

2. Scaffolding (Penopang):

Scaffolding adalah proses di mana orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berpengalaman memberikan dukungan yang tepat untuk membantu anak melakukan tugas atau memecahkan masalah yang sulit. Seiring waktu, dukungan ini dikurangi ketika anak menguasai keterampilan tersebut.

3. Peran Bahasa dalam Perkembangan Kognitif:

Menurut Vygotsky, bahasa adalah alat utama yang digunakan anak untuk berpikir dan belajar. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengatur pemikiran dan tindakan.

Monolog Egocentric adalah pembicaraan diri yang digunakan anak untuk mengorganisir pikirannya. Seiring berkembangnya kemampuan kognitif, monolog egocentric berubah menjadi dialog internal atau percakapan dalam diri sendiri.

4. Internalisasi:

Proses di mana pengetahuan atau keterampilan yang awalnya dipelajari dalam interaksi sosial dengan orang lain menjadi bagian dari kemampuan internal anak. Ini terjadi ketika anak mulai menggunakan alat-alat kognitif (seperti bahasa atau simbol) yang dipelajari dalam interaksi sosial untuk berpikir secara mandiri.

Implikasi Vygotsky untuk Pendidikan:

Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Proses belajar terjadi melalui interaksi dengan orang lain, baik dengan orang dewasa maupun teman sebaya.

Pengajaran seharusnya disesuaikan dengan ZPD anak, memberikan tantangan yang cukup besar namun masih dapat dicapai dengan dukungan yang tepat.

Kolaborasi dan diskusi kelompok sangat penting dalam kelas, karena anak-anak dapat saling belajar satu sama lain dan membangun pengetahuan mereka melalui dialog sosial.


Perbandingan Teori Piaget dan Vygotsky

Kesimpulan

Jean Piaget lebih fokus pada perkembangan kognitif yang terjadi melalui tahap-tahap universal yang ditentukan oleh kapasitas mental anak, di mana anak berkembang secara mandiri melalui eksplorasi dan pengalaman.

Lev Vygotsky, di sisi lain, menekankan pentingnya interaksi sosial dan konteks budaya dalam pembelajaran dan perkembangan kognitif. Menurut Vygotsky, bahasa dan kolaborasi sosial merupakan kunci dalam memfasilitasi perkembangan anak.

Kedua teori ini memiliki implikasi besar dalam pendidikan, dengan Piaget menekankan pentingnya memberikan pengalaman yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak, sementara Vygotsky menyoroti pentingnya dukungan sosial dan budaya dalam proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun