Apa yang telah kita upayakan untuk persatuan? Seberapa jauh kita telah mengupayakan persatuan? Pernahkah kita berpikir bahwa persatuan merupakan barang berharga yang harus dipertahankan di era sekarang?Â
Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, bahwa negara Indonesia adalah satu kesatuan bangsa yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Kemudian, nilai persatuan ditekankan pula dalam pedoman hidup bangsa yaitu Pancasila sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia". Memiliki penekanan bahwa sejatinya bangsa Indonesia lahir oleh adanya persatuan sehingga negara Indonesia bisa lepas dari penjajahan secara fisik maupun mental.
Menilik sedikit sejarah bangsa Indonesia saat masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang. Bangsa Indonesia dipenuhi oleh berbagai penderitaan dan kesulitan.Â
Bangsa Indonesia dijadikan budak di dalam negeri sendiri. Tidak sampai di situ, masyarakat juga hanya dijadikan alat produksi tanpa terpikirkan rasa kemanusiaan. Kemanusiaan kala itu seperti barang yang langka dan mahal harganya. "Mau hidup atau mati" begitulah kiranya tawaran yang diberikan.Â
Jika masyarakat tidak ingin diperbudak maka kematian adalah jalan pintas yang akan memberikan sedikit kelegaan. Namun, jika pilihan yang dipilih adalah hidup maka perbudakan adalah jalan yang akan mengantarkan pada "keselamatan".
Pilihan yang sebenarnya justru membuat bangsa Indonesia tidak memiliki pilihan sama sekali. Bagaimana mungkin pilihan yang sejatinya dapat membahagiakan justru semakin menyengsarakan. Ketika itu masyarakat dipaksa bekerja siang-malam tiada henti demi memuaskan para penjajah yang tidak tahu balas budi.Â
Mengijak-injak sisi kemanusiaan serta mematikan konsep memanusiakan manusia. Hak Asasi Manusia seakan sirna bergantikan dengan hukum yang dibuat dengan nafsu dan takaran yang tidak realistis. Membuat masyarakat kehilangan andil dalam menentukan arah gerak. Pilihan yang dilakukan hanya mengiba dan berharap tuhan dapat memberikan secercah cahaya kehidupan.
Nasib yang tiada menentu hingga berabad-abad lamanya. Ketika kemanusiaan sudah hilang berganti unsur "kebinatang-binatangan". Muncullah berbagai pergerakan dari anak bangsa untuk menyelamatkan negeri yang dicintainya.Â
Gerakan pertama yang muncul pada tahun 1908 yaitu Budi Utomo serta berbagai gerakan kepemudaan lainnya seperti halnya Jong Sumateranen Bond, Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, dan lain sebagainya. Memberikan sedikit harapan untuk usaha kemanusiaan yang telah "tiada".
Untuk apa itu semua dilakukan? Tidak lain dan tidak bukan hanya untuk memperoleh kata "persatuan" yang memerdekakan. Begitu pentingnya persatuan hingga menjadi salah satu akar budaya bangsa, terdapat dalam sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia".Â
Persatuan sejatinya merupakan akar budaya dan ciri khas masyarakat Indonesia tercermin dalam kehidupan gotong-royong. Didukung pasal 30 ayat 1 dan 2 tentang usaha mewujudkan kesatuan dan persatuan Indonesia. Membuktikan bahwa persatuan dan kesatuan adalah wujud usaha segenap masyarakat.
Pada era teknologi yang mana tata nilai masyarakat mengalami perkembangan, maka nilai persatuan mulai tergeser dalam tubuh masyarakat. Kehidupan semakin dinamis, masyarakat mulai cenderung apatis terhadap kehidupan sekitar. Rasa egosentris membuat masyarakat kembali pada tataran awal sebelum kemerdekaan.Â
Menciptakan berbagai perubahan yang membuat masyarakat mudah terpecah dan berkelompok-kelompok. Pertanyaan ekstrim yang dapat diajukan dalam suasana yang demikian adalah akankah kita kembali menjadi masyarakat yang terpecah belah? Mungkinkah persatuan akan terkikis sehingga menciptakan kehidupan model  baru dalam masyarakat? Atau pada tataran yang lebih mendalam mungkinkah "persatuan" bukan lagi satu hal yang dapat diharapkan atau malah sebaliknya?
Fenomena saat ini membuat kebingungan dalam tubuh masyarakat. Makna "persatuan" yang sejatinya digunakan sebagai kekuatan dalam masyarakat kini rasanya sudah bukan hal yang dapat dilihat.Â
Persatuan seolah hanya sebatas kata yang kehilangan makna, mengabur menjadi wacana yang tiada artinya. Antarwilayah saling berkonflik memperebutkan material dan nilai, antarmasyarakat saling bersitegang, bahkan antaranak bangsa saling berselisih paham. Membuat siapa saja khawatir dibuatnya. Lalu, apa arti sebenarnya dari sebuah kata "persatuan" ?
- Persatuan Cikal Bakal Kekuatan Bangsa Indonesia
Bermula dari bersatunya masyarakat, bangsa Indonesia berhasil memperoleh kekuatannya ditandai dengan kemerdekaan yang tercetus tahun 1945. Berbagai upaya kemerdekaan yang sebelumnya diupayakan tidak membuahkan hasil karena bangsa Indonesia masih terkukung oleh adat kedaerahan yang menghilangkan esensi persatuan wilayah.Â
Namun, setelah adanya upaya yang terus-menerus dilakukan dan digali, masyarakat Indonesia berhasil dipersatukan dalam satu syarat mutlak yaitu Indonesia. Persatuan sejatinya lambang kekuatan, bukan saja dalam taraf terkecil yaitu antarindividu melainkan dalam skala nasional sangat berpengaruh. Mungkin terdengar klise dan utopis, akan tetapi bayangkan jika tidak ada persatuan. Akankah hidup dapat berjalan normal?Â
Di mana pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan teman. Untuk saling membantu dan saling memperkuat satu dengan yang lainnya. Pekerjaan berat dapat dengan mudah terselesaikan dengan adanya dukungan dan kerja sama. Bayangkan jika itu terjadi pada tataran masyarakat atau bahkan bangsa? Sudah barang tentu entitas masyarakat akan memperoleh kekuatan yang lebih bukan? Hal berat menjadi ringan karena diselesaikan bersama-sama.
- Persatuan Lambang Keharmonisan Masyarakat
Bagaimana jadinya jika masyarakat Indonesia hidup dalam konflik? Saling curiga atau bahkan menjalani hidup dengan penuh "drama" yang memecah belah persatuan? Sudah barang tentu kehidupan dalam masyarakat menjadi chaos. Timbul berbagai penyakit-penyakit dalam diri masyarakat yang dapat merusak keharmonisan nasional.Â
Saling tuduh, fitnah, dan serang menjadi senjata utama yang akan dilancarkan. Tanpa persatuan maka masyarakat akan mundur pada taraf perpecahan. Mementingkan ego di atas kepentingan nasional. Masyarakat akan berjalan sendiri-sendiri. Jika sudah begitu adanya maka tidak ada yang namanya keharmonisan karena kepedulian hilang dalam diri masyarakat.Â
Masyarakat menjadi apatis atau bahkan pada taraf yang mengkhawatirkan masyarakat akan kehilangan kepercayaan satu sama lain sehingga hukum akan kembali menjadi hukum "rimba".Â
Di dalam kemajemukan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanya "persatuanlah" yang dapat menyatukan. Maka dari itu persatuan sangat penting untuk pembangunan masyarakat dan menciptakan keharmonisan sosial di dalam tubuh masyarakat Indonesia.
- Persatuan Salah Satu Akar Budaya Bangsa IndonesiaÂ
Menggali Pancasila sebagai ideologi sekaligus pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pancasila merupakan akar budaya bangsa yang tampak. Persatuan seperti halnya tertuang dalam sila ketiga dengan bunyi, "Persatuan Indonesia".Â
Persatuan Indonesia sendiri merupakan cerminan budaya gotong-royong masyarakat Indonesia. Sejak dahulu nenek moyang sudah mewariskan kebudayaan gotong-royong. Gotong-royong merupakan ciri khas yang kemudian dikemas ke dalam Pancasila sila ketiga. Untuk itu sejatinya persatuan merupakan akar budaya yang sudah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Jangan sampai persatuan yang sudah diusahakan oleh anak bangsa terdahulu, luluh menjadi barang yang tidak berharga nilainya. Membuat generasi masa depan terpecah belah dengan nilai modernitas yang diagung-agungkan. Fatamorgana yang dapat menghancurkan anak bangsa di masa yang akan datang. Menghilangkan makna persatuan dan menggantinya dengan ilusi tanpa arah dan tujuan.Â
Jika persatuan dikesampingkan, bukankah harapan pembangunan yang optimal sulit diwujudkan? Akankah kita rela membiarkan Indonesia menjadi negara mati tanpa nilai budaya? Sanggupkah kita melihat negara yang kita cintai terpecah belah di depan mata kepala sendiri? Atau relakah kita kembali seperti zaman koloni?
Segenap kita harus menyadari bahwa persatuan saat ini bukan saja tentang eksistensi diri, melaikan bagaimana andil untuk pembangunan negeri. Bukan untuk menonjolkan kekuasaan semata demi terlaksananya legitimasi ideologi. Bukan hanya sekedar mencari simpati.
 Persatuan yang dimaksud adalah persatuan yang mampu memberdayakan masyarakat menuju cita-cita dan harapan yang diimpikan. Persatuan yang membentuk kerukunan antarmanusia. Meskipun sulit bukan berarti tidak bisa. Zaman mungkin berubah, waktu mungkin berganti, dan manusia datang dan pergi. Namun, persatuan adalah harga mati yang harus terus terpatri. We willing pay the unity of nation with highest price.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H