Mohon tunggu...
andininurul hikmah
andininurul hikmah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

hobi bernyanyi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar di Pondok Pesantren

6 Maret 2024   10:36 Diperbarui: 6 Maret 2024   10:51 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

semenjak saya lulus dari  sekolah dasar  saya ingin melanjutkan sekolah madrasah Tsnawiyah sambil mondok di pesantren  Alhamdulillah nya orang tua pun mengabulkan keinginanku rasanya bahagia bercampur  sedih, karna jauh dari kedua orang tua tapi gak papa karna  tidak mau merasakan pahitnya kebodohan, setelah itu saya berkenalan sama ustadzah dan temen temen Alhamdulillah pada baik semuanya pada cantik-cantik dan sholehah pula. 

saya di anter oleh temen ke asrama lantai dua dan saya menaro barang- barang saya ke kamar yang namanya siti khodijah, setelah itu saya berpamitan bersama kedua orang tua saya, setelah orang tua pulang saya memasuki kamar dan menangis karna sedih dan ditingalkan orang tua, di situ ada orang yang menemui saya dan berkata  orang menuntut ilmu itu sangat pedih seperti orang yang di buang,padahal nggk seperti itu karna mondok itu mengajarkan hal hal yang positif, pengembangan jiwa beragama dan akan mendapatkan ilmu agama lebih luas .

 Nah setelah mendengar seseorang berkata seperti itu saya sudah nggk merasa sedih dan mulai bersemangat untuk menuntut ilmu, satu hari pun sudah berlalu dimana  mulai padat jadwal belajarnya mulai bangun dari jam 3 pagi melaksanakan tahajud di mesjid, dan menghafal Al-quran, di lanjutkan jam 5  solat  subuh berjamaah, dan setelah itu bersih bersih lingkungan asrama dan mesjid, setelah itu tepat pukul 6:00 makan pagi dan jam 7 berangkat sekolah dan melaksanakan kegiatan belajar sampe pukul 15:00.

 kebetulan pondok pesantren yang saya tempati adalah pondok pesantren modern, jadinya ada sekolahnya dan tidak terlalu jauh untuk di tempuh, setelah pulang sekolah saya rapi-rapi untuk persiapan ngaji sore tepat pukul 16:00-17:00 setelah itu makan sore jam 17:00 dan bersiap siap pergi ke mesjid dan melaksanakan solat magrib berjamaah di mesjid.  setelah itu tepat pukul 18:00-21:00 melaksanakan kegiatan belajar malam mengkaji kitab jurumiah, dan menghafalnya.

 di situ saya mulai merasakan susahnya menghafal, mengantuk pula, dan di suruh setoran juga kepada ustadzah. tapi Alhamdulillah saya orang pertama yang menyetorkan hafalan, walaupun astagfirullah banyak ujiannya. tapi disitu saya seneng  karna saya bisa menghafal kitab jurumiah, setelah selesai kegiatan belajar malam tepat pukul 22:00 saya pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu, dan bergegas ke kamar tidur, dan membaca surat Al-mulk. 

di pondok pesantren ini sebelum tidur di anjurkan membaca surat Al-mulk terlebih dahulu, dan setelah itu tidur. keesokan harinya 6 bulan sudah berlalu, kegiatan di pondok pesantren ini saya sudah betah dan sudah mulai terbiasa jauh dari kedua orang tua bisa nyuci baju sendiri, nyetrika sendiri, dan lain sebagainya. jadi mondok itu mengajarkan hal yang sepele mulai dari menggosok pakaian, awalnya nggk bisa jadi bisa, karna terbiasa. 

di pondok  di ajarkan juga untuk berpidato bahasa arab dan bahasa inggris dan kegiatan rowian dan maulidz azab. setelah itu tibalah tanggal penjengukan seluruh santriawati, disitu saya seneng karna bisa bertemu bersama kedua orang tua saya.  dan alhamdulillahnya  orang tua saya membawakan bingkisan, yaitu nasi dan daging ayam.  setelah itu dimakanlah dengan santri yang tinggal sekamar, dari bungkusan itulah kebersamaan santri sangat terlihat, sebelum makan saya menyatukan bungkusan nasi itu menjadi satu sehingga bisa makan bersama,sama, sampai berebut karna saking ramainya, tapi itu sudah menjadi hal biasa sehingga menjadikan sebuah kebersamaan semakin erat.

 waktu terus berjalan sehingga saya lulus dari pondok pesantren, suka dan duka, pahit manis sudah saya rasakan selama mondok 3 tahun .saya bangga hidup di pesantren karna di pesantren saya di ajarkan untuk hidupn sederhana,dan saya bangga  bisa merasakan nikmatnya kebersamaan yang tidak bisa saya  dapatkan ketika hidup di luar dan mondok pesantren itu mengajarkan etika,moralitas, dan nilai-nilai islami dan menambah ilmu tauhid, tasawuf, dan akhlak fiqh, hukum islam dan bahasa arab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun