Â
Perbedaan usia saya dan Ibu Linna adalah 12 tahun.
Untuk Anda yang sulit membedakan, saya yang lebih tua ya?. (Sambil kibas rambut ...)
Saat muda dulu, tidak terpikirkan oleh saya bahwa saya akan menikah dengan wanita yang jauh lebih muda dari saya.
Karena, itu berarti – saat saya galau karena diabaikan oleh wanita pada umur 18 tahun, Ibu Linna baru berumur 6 tahun!
Ada keuntungan yang lumayan besar pada perbedaan usia yang cukup jauh pada pernikahan, paling tidak itu yang saya rasakan dalam pernikahan saya.
Seperti …
Sejak masa ABG, anak gadis tumbuh lebih cepat dan mendewasa lebih segera daripada ABG laki-laki. Perhatikanlah bagaimana anak-anak wanita menjelang SMP menjadi lebih tinggi daripada anak-anak laki-laki, dan lebih suka mengatur dan mengomeli teman-teman laki-laki mereka.
Wanita mematang lebih cepat dari laki-laki, karena laki-laki memang hampir sebetulnya tidak pernah dewasa.
Anak perempuan dididik oleh ibunya yang banyak berbicara mengatur keluarga dan ngomeli ayahnya. Itu alamiah sekali, karena sang gadis akan menjadi pengelola keluarganya di masa depan.
Sedangkan anak laki-laki, well … boys will be boys, sampai umur berapa pun – anak laki-laki akan tetap menjadi anak laki-laki.
Saat gadis-gadis itu mematang, menua dan berkeluarga, dan arisan Dharma Wanita – eh! anak-anak laki-laki itu (sudah umur 40-an dan 50-an) masih main bola, jadi bonek, mancing ikan seharian – yang akhirnya beli di supermarket, naik motor berkeliling Jawa, camping sambil bawa TV, dan berteriak-teriak mendukung calon Presiden yang kalau sudah terpilih – lupa.
Laki-laki itu tidak pernah dewasa. Buktinya, dibutuhkan ‘hanya’ wanita yang 12 tahun lebih muda untuk menjagai saya yang 58 tahun – agar saya tidak berlaku tidak dewasa, sampai hari ini.
Nah, pacaran dengan wanita yang seumur itu tidak mudah.
Wanita lebih cepat matang, sehingga sang laki-laki muda lebih banyak dan sering diatur, dikritisi, dan diomeli agar menjadi sesuai dengan standar sang wanita.
Laki-laki pada usia muda semangat hidupnya tinggi, ingin berpetualang, ingin mencoba yang aneh-aneh, baru tahu sedikit tapi sangat percaya diri, belum berpengalaman tapi suka merendahkan pengalaman dari yang tua-tua dan terbukti sukses.
Itu sebabnya, laki-laki muda merasa stress kalau diatur, dan bisa lama-lama melihat wanita sebagai makhluk penyiksa yang anti kehidupan yang dinamis dan penuh kemungkinan. (Sebagian laki-laki masih terus merasakan penyiksaan itu sampai mendekati masa dipanggil Tuhan).
Wanita muda memang dididik oleh ibunya, untuk mementingkan kemapanan daripada eksperimen yang belum pasti hasilnya di masa depan.
Wanita ingin kemapanan, laki-laki suka bereksperimen.
Itu sebabnya, laki-laki yang lebih matang – yang berarti lebih tua dan dewasa, lebih mudah menyesuaikan diri dengan wanita. Saya katakan lebih mudah. Itu sama sekali tidak berarti mudah. Karena kalau mudah, itu pasti bukan wanita.
Sahabat saya yang baik hatinya,
Itu dulu yang bisa saya sampaikan sekarang. Kita lanjutkan nanti dalam bahasan tentang PERTENGKARAN PADA PASANGAN MUDA.
Apakah Anda ingin membaca topik di atas?
Saya juga sedang menyusun pointers untuk bahasan tentang MENGAPA LAKI-LAKI CENDERUNG LEBIH AWET MUDA.
Kalau Anda juga mau membaca topik itu, bilang ya?
Mario Teguh – Loving you all as always
Â
Posting by Mario Teguh In Facebook
https://www.facebook.com/marioteguh/posts/10152748501214881
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H