Sudah hampir dua minggu kita menjalani karantina mandiri sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Harapannya, semoga pandemic ini dapat segera berlalu dan kehidupan kembali berjalan seperti sedia kala.
Selain harus menjaga kebersihan dan kesehatan diri, ada satu yang penting untuk diperhatikan yaitu menjaga biaya selama karantina mandiri atau isolasi diri sendiri secara mandiri di rumah.
Besarnya biaya pengeluaran harus tidak boleh lebih besar dari pemasukan yang didapat atau malah justru belum ada pemasukan sama sekali karena seorang pekerja lepas? Artinya harus menjaga pengeluaran dengan baik agar dana yang tersedia bisa mencukupi kebutuhan hidup selama proses isolasi mandiri ini berlangsung.
Nah bagaimana cara seorang anak kos seperti saya mengatur biaya selama isolasi mandiri?
Hitung Baik-baik Dana Yang Tersedia dan Jumlah Kebutuhan
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan menghitung secara rinci dan teliti berapa jumlah dana yang tersedia seluruhnya. Setelah kemarin saya sempat berbagi cerita soal dana darurat, sekarang saatnya bagaimana menggunakan dana darurat tersebut dengan bijak. Saya bisa menyebutkan bahwa dana yang tersedia saat ini (yang saya gunakan) adalah dana darurat.
Setelah mengetahui secara detail jumlah dana yang tersedia, buatlah tabel sederhana kebutuhan sehari-sehari selama sebulan. Contohnya, kita akan memasuki bulan April dan kebetulan akhir bulan merupakan bulan Ramadhan InsyaAllah jadi kita harus mempersiapkan dengan baik, jangan sampai terlena apalagi sampai panic buying.Â
Tantangnya adalah harga-harga pasti agak naik. Nah, apabila kita sudah merinci dengan teliti maka kita akan memasukan biaya-biaya tersebut dengan cermat.
Sebagai anak kos dan belum ada tanggungan, saya akan dengan mudah menguraikan kebutuhan pribadi saya. Saya pisahkan biaya untuk makan dan untuk belanja kebutuhan rumah seperti perlengkapan kamar mandi, perlengkapan mencuci pakaian, dan juga skincare. Kebetulan sekali, biaya kos saya per bulan sudah termasuk bayar listrik dan air jadi sudah tidak pusing lagi.
Di bawah ini contoh tabel sederhana yang saya buat.
Memanfaatkan Peralatan Yang Ada
Bersyukur sekali Ibu kos saya memperbolehkan saya memiliki rice cooker dan diberikan fasilitas dispenser beserta air galonnya. Tadinya saya tidak memiliki rice cooker namun sejak karantina mandiri ini saya sadar betapa pentingnya benda itu. Lalu saya meminta tolong kepada sepupu saya untuk mencarikan mini rice cooker yang multifungsi di aplikasi belanja online.
Jujur saja saya tidak punya satupun aplikasi belanja online hehe jadi kalau perlu apa-apa, pasti bilang ke sepupu saya itu. Akhirnya, dia merekomendasikan untuk membeli 4 in 1 digital mini rice cooker. Harganya dengan ongkir Rp 290.000,-.
Saya beli itu sekitar tanggal 17 Maret dan barang sampai tanggal 20 Maret. Sejak itu saya manfaatkan mini rice cooker itu untuk memasak. Iya, selain memasak nasi tentunya, saya masak sayur dan lauk yang praktis-praktis saja yang penting makan sayur.
Dengan adanya rice cooker maka biaya makan sehari-hari saya selama ini akan lebih hemat. Saya pun sudah tidak panik apabila keadaan hujan tetap bisa makan dengan tepat waktu tidak perlu bingung beli makan. Apalagi kalau warung makan pada tutup, wahh..
Selain berhemat, dengan masak sendiri dapat menjamin kebersihan dan rasa dari masakan tersebut. Saat-saat seperti ini hal ini penting harus diperhatikan yaitu kebersihan makanan.
Kendalikan Beli Makanan Online Apalagi Belanja Online
Dengan masak makanan sendiri maka kita akan terhindar dari keinginan beli makanan secara online. Paham sangat abang-abang ojol lagi sepi orderan, tapi bagaimana lagi, sebagai anak kos dengan penghasilan tidak tetap, saya harus lebih bijak mengatur keuangan saya. Jadi sesekali saja ya saya jajan onlinenya.
Seperti yang saya katakan tadi, saya tidak memiliki aplikasi belanja online apapun, jadi aman bagi saya untuk tidak belanja online hehe. Kalau butuh sesuatu yang sifatnya masih bisa dibeli di mini market atau toko kelontong dekat kosan, saya akan keluar membelinya.
Selama masa karantina mandiri ini, saya jadwalkan untuk belanja kebutuhan makan dua atau tiga hari sekali. Saya juga akan ke mini market yang jaraknya sekitar 500 meter dari kosan sesuai dengan kebutuhan saja. Bisa seminggu sekali atau lebih.
Kebetulan pula, tidak jauh dari kosan banyak toko kelontong serba ada dan juga tukang sayur yang masih buka. Jadi jika butuh beli seperti telur, susu, roti dan bahan-bahan makanan lainnya selain daging, ayam, ikan bisa ke sana. Syukur Alhamdulillah.
Perbanyak Aktivitas di Kosan
Untuk menghindari keinginan jajan, lakukanlah banyak hal di dalam kamar kosan. Besar kecil kamarmu bukan menjadi penghalang untuk bergerak.Â
Cuci pakaian, bersihan kamar mandi, menyapu, mengepel, membersihkan perabotan, memasak, membaca, menulis, mendengarkan musik, olahraga dan lain sebagainya. Dengan banyak aktivitas, maka kita juga tidak akan merasa bosan dan stress, ini yang harus kita hindari.
Siapkan cemilan sehatmu akan lebih baik. Misalnya, beli buah-buahan yang tidak gampang busuk, sedia granola, kacang rebus, atau buat singkong rebus sendiri menggunakan rice cooker tadi.Â
Oya, saya juga punya jadwal rutin merebus jamu sendiri lho. Nah, ini bisa menjadi pengganti minuman kopi kekinian yang biasa kita minum kemarin-kemarin, meskipun tidak bohong, saya ingin sekali jajan es kopi susu.
Stay Healthy and Stay Positive
Walaupun harus berhemat bukan berarti menyiksa diri dengan tidak makan atau dengan tidak jajan, namun harus menyesuaikan dengan kondisi sekarang ini.Â
Kita harus pandai-pandai menjaga diri agar terhindar dari Covid-19 dan dapat bertahan sampai kondisi ini membaik. Selain olahraga, untuk menjaga kebugaran dan kesehatan mental, kita bisa melakukan meditasi selama 10-15 menit agar tetap relax.Â
Jaga pikiran kita tetap positif dan terus berikhtiar agar tidak mengalami stress berkepanjangan. Tentunya kita juga bisa tetap produktif sehingga tidak menutup kemungkinan akan dapat penghasilan.
Demikian cara saya sebagai seorang freelancer yang masih jadi anak kos dalam mengelola biaya isolasi mandiri agar tidak pening kepala hehe. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H