"Nah, dia itu berjiwa seni tinggi Dee, wah bener deh gue suka banget sama dia."
Ingatanku melayang pada satu laki-laki ini. Namanya Ariel, followers Instagramnya puluh ribuan dan ya memang sih dia orang yang asyik.
"Gue lihat waktu itu lu sering ngobrol deh sama Ariel. Masa lu gak sadar sih dia manis?" Goda Cha yang tiba-tiba semakin membuat otakku mengingat-ingat sosok Ariel.
"Yee gue kan ngobrol ke semua orang yang ikut tour Cha. Iya, dia asyik orangnya. Gak ngartis gitu."
Dan tiba-tiba otakku kembali mengingat-ingat obrolan apa saja yang terjadi waktu itu. Hmm, lalu aku buka Direct Message di Instagram dan kucari nama Ariel di sana, dan ternyata aku pernah ngobrol panjang setelah tour itu. Bahkan setiap aku komentar di postingan atau di InstaStory-nya, dia gak sungkan untuk membalas, malah kadang mengajak ngobrol. Kubaca lagi perlahan dan yes, memang benar ini laki beda. Ih si Cha bisa saja lagi.
"Eh iya Cha, gue dong di-folback sama Ariel wkwkwk." Godaku ke Cha yang begitu ngefans sama Ariel.
"Idih, gue gak sih, sedih. Tapi ya gak apa-apa deh. Namanya juga selebgram, yang di-folback kan orang-orang pilihan. Hmm curiga gue, jangan-jangan dia tertarik Dee sama lu."
"Gak mungkin coy. Dia siapa gue siapa. Haduh jangan kebanyakan halu Sis."
"Lah mungkin aja. Cinderela aja bisa dapat pangeran kok. hahaha."
"Nah itu dongeng. Gue sih hidup di dunia nyata ya. Sayangnya temenannya sama lu yang suka halu. Hahaha piss."
"Kadang yang indah memang bukan untuk kita miliki Dee. Tapi setidaknya, ketika lu ketemu yang indah, lu harus kembali percaya bahwa cinta itu ada Dee. Ketika lu merasa tertarik dengan dia, lu harus percaya bahwa itu rasa yang memang ada dan harus lu perjuangkan. Kata orang kalau belum patah hati belum pernah merasakan cinta kan?" Cha memang mahir soal nasehat hati.