Tidak ada beda dengan wedang ronde dari Jawa. Di Jalan Surya Kencana ada wedang ronde yang laris manis. Bedanya mungkin dari warna rondenya yaa, di sini lebih warna warni. Kuah jahenya terasa, kacangnya gurih dan rasa bulatan rondenya kenyal. Wedang ronde ini menghangatkan kami dari cuaca Bogor yang hujan kala itu. Harganya Rp. 10.000,- per mangkok.
Martabak
Mungkin diantara makanan atau jajanan lainnya, usia martabak ini paling tua. Pedagangnya sudah berumur dan pengakuannya dari jualan martabak ini bisa menguliahkan anak-anaknya hingga keluar negeri. Wow.
Sayangnya sangat antri waktu itu jadi kami tidak sempat mencicipinya. Menurut pengakuan para pelanggannya, martabak ini dari dulu sampai sekarang rasanya tidak berubah. Yang jualan ya tetap Bapaknya itu. Dari muda sampai tua tetap dia.
Cilok Ikan Tenggiri
Tak lengkap rasanya kalau ke Bogor tidak jajan cilok. Kali ini saya menemukan cilok dengan ukuran jumbo. Bukan saja lumpia tadi tapi cilok disini juga memiliki ukuran sebesar bola tenis. Kebayang dong seberapa besarnya. Cilok dengan harga Rp. 2.000,- per buahnya bisa dimakan menggunakan kuah kaldu layaknya bakso. Di dalam cilok ini ada irisan ikan yang ditumbuk halus sehingga rasa ikannya benar-benar terasa. Enak.
Berbicara soal bisnis makanan katanya tidak pernah ada habisnya. Terbukti seperti pedagang-pedagang di Jalan Surya Kencana ini kebanyakan sudah melegenda. Dari jaman bapaknya sudah jualan, atau dari jaman muda sudah jualan. Tandanya usaha di bidang kuliner merupakan bisnis yang menjanjikan. Sudah saatnya pegang kendali berbisnis kuliner dengan tepat sasaran. Tetap memperhatikan mutu, rasa dan harga yang ditawarkan. Banyaknya saingan jangan sampai membuat kita gentar untuk terus melangkah menjalankan bisnis ini.
Mungkin suatu hari nanti Danamon Flazz bisa digunakan untuk membayar masing-masing pedagang ini ya hehe. Yang berjualan di ruko kemarin sempat terlihat oleh saya sudah ada beberapa yang menerima pembayaran secara elektronik. Tinggal gesek, selesai. Perlu juga diingat bahwa kartu Danamon Flazz merupakan pengganti uang dalam transaksi sehari-hari. Jadi dijaga jangan sampai tidak hilang ya.
Saran saya kalau Anda ingin berkulineran ria kesini, jangan bawa barang banyak-banyak karena repot, bawa uang recehan agar tidak sulit mencari kembalian, kalau makan jangan di tengah jalan beri ruang untuk orang lain lewat, hati-hati terhadap tangan-tangan jahil dan yang paling penting adalah jangan lupa bayar.
Belum puas rasanya saya bereksplorasi kuliner di Bogor. Saya akan kembali lagi ke Keuken Koffie dan pastinya Jalan Surya Kencana Bogor ini. Mencicipi beragam kuliner ini merupakan salah satu cara melestarikan makanan lokal bahkan makanan daerah seperti talas yang sudah pasti menjadi ikonnya Bogor.
Kegiatan #KPKTrip eksplorasi Bogor ditutup dengan pembagian hadiah live tweet dan kami pulang ke Jakarta diiringi hujan badai yang mengguyur basah tubuh kami. Semoga akan ada waktu dan kesempatan lagi untuk menikmati kuliner Bogor bersama-sama.