Â
Â
[caption caption="Kompasianer dan Mazaya Cosmetics Foto Keluarga Bersama Rumah Autis (Dok. Mazaya)"]
[/caption]
Â
Rabu, 1 Juli 2015 lalu, saya sangat beruntung mendapat kesempatan untuk bergabung bersama dengan 10 rekan Kompasianer lainnya dan tim dari Mazaya Cosmetics untuk berkunjung ke Rumah Autis di Gunung Putri, Bogor. Belum lama ini memang dalam hati saya ingin sekali mengunjungi dan berbagi dengan penyandang Autisme, ternyata kesampaian. Alhamdulillah :)
Masih banyak masyarakat kita yang menganggap Autis adalah penyakit yang memalukan dan harus diasingkan karena dianggap mengganggu kehidupan sehari-hari. Padahal mereka yang menyandang autis sama sekali tidak menginginkan hal itu. Setiap orang tidak pernah tahu akan jadi apa ketika mereka dilahirkan. Autisme adalah gangguan perkembangan kompleks pada fungsi otak yang disertai dengan defisit intelektual dan perilaku dalam rentang dan keparahan yang luas. Sedangkan penyebab autis adalah gangguan perkembangan dan fungsi susunan saraf pusat yang menyebabkan gangguan fungsi otak terutama pada fungsi mengendalikan pikiran, pemahaman, dan komunikasi dengan orang lain. Gangguan pertumbuhan sel otak ini terjadi pada kehamilan 3 bulan pertama. Kira-kira 60% anak autis mempunyai IQ di bawah 50, sedangkan sebanyak 20% antara 50-70 dan hanya 20% yang mempunyai IQ lebih dari 70. Autis empat kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan tidak ada hubungannya dengan ras, dengan tingkat sosial ekonomi atau gaya hidup orang tua. (http://penyebabautis.com/penyebab-autis-menurut-para-ahli/)
Mereka biasanya kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain atau lingkungan sekitar. Karena terjadi gangguan dalam hal komunikasi, interaksi sosial, tingkah laku, emosi dan gangguan penginderaan. Untuk itu diperlukan terapi yang rutin untuk anak autis. Namun, untuk melakukan terapi ini membutuhkan biaya yang lumayan besar dan tidak semua orang tua mereka mampu untuk itu. Di Rumah Autis peserta terapi autis mendapatkan terapi secara cuma-cuma apabila memang tidak mampu dan dikenakan biaya kepada mereka yang mampu itu juga disesuaikan dengan kemampuan orang tua tersebut. Terapi yang dilakukan di Rumah Autis diantaranya Terapi Fisik, Terapi Integrasi Sensoris, Terapi Bermain dan Terapi Perilaku. Tujuannya adalah menjadikan anak autis lebih mandiri. Rumah Autis mulai beroperasi pertama kali pada 9 Desember 2004 di sebuah rumah kontrakan sederhana di daerah Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi. Dengan peralatan seadanya hingga biaya operasional yang pas-pasan, Rumah Autis memberikan terapi bagi beberapa anak penyandang autis yang tidak mampu dengan tanpa dipungut biaya apapun. Semua itu didapatkan dari kemurahan hati para donatur Rumah Autis. Kini, Rumah Autis sudah memiliki 9 cabang diantaranya Bekasi, Karawang, Gunung Putri, Bogor, Depok, Tangerang, Tanjung Priok, Bandung, dan Cileungsi. Rumah Autis ini didirikan karena rasa kasih sayang sang pendiri kepada anak-anak penyandang autis yang tidak bisa melanjutkan terapi karena keterbatasan biaya.Â
Rumah Autis menjadi jembatan bagi mereka yang peduli terhadap autis dan juga sebagai wadah yang menyuarakan untuk kita lebih ramah dan peduli terhadap penyandang autis. Adalah Mazaya Cosmetics yang mendedikasikan perusahaannya untuk melakukan kegiatan Charity untuk kaum dhuafa salah satunya adalah kepada Rumah Autis ini. Komitmen Mazaya untuk cantik namun tetap peduli berbagi dengan sesama dibuktikan dengan menjadi donatur tetap Rumah Autis ini. Setiap pembelian produk Mazaya apa saja, 2000 rupiahnya disisihkan bagi mereka yang kurang mampu. Berarti kalau kita menggunakan produk Mazaya, selain mempercantik diri sekaligus mempercantik hati :)
Berada di tengah-tengah anak-anak ini membuat saya semakin mengerti artinya kebahagiaan yang tidak bisa dibeli oleh apapun. Dengan berbagi kasih sayang dan perhatian kepada mereka, saya berharap dapat membayar rasa sedih yang mungkin mereka rasakan. Bermacam-macam tingkah laku mereka, ada yang minta difoto terus, ada yang diam saja, ada yang jalan-jalan mondar-mandir, ada yang galak, ada yang senyum-senyum sendiri, semua itu terjadi karena mereka mempunyai daya khayal yang cukup tinggi.Â
[caption caption="Marni Belajar Menulis (Dok. Pribadi)"]
Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Marni. Gadis belia berusia 14 tahun yang sangat ramah sejak kami datang ini selalu minta foto kepada siapa saja yang dia lihat punya handphone. Marni yang baru bisa menghafal angka sampai 6 ini selalu semangat untuk menuliskan apa yang dia sedang sebutkan. Bersama tim Mazaya, kami membantu Marni untuk memperbaiki tulisan dan hitungannya itu. Akhirnya dia berhasil menghitung sampai 7. Senangnyaaa :D