Mohon tunggu...
Fie
Fie Mohon Tunggu... Ngurus anak -

Daster chef, Blogger

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ibu Kerja, Anak? Eyang ajalah yang Urus..!

13 April 2014   13:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kita memutuskan untuk menikah,sudah pasti harus siap untuk punya anak. Untuk kaum perempuan, melahirkan dan mengurus buah hati adalah kodrat yang tidak bisa terhindari. Meskipun profesinya wanita karier, tetap saja pasca melahirkan mau tidak mau merasakan yang namanya mengurus anak walau sebentar.

Pasangan suami istri, sebut saja mira dan jodi,menikah 8 tahun dan sudah punya anak 3.perempuan usia 7thn kls 1 SD,dan 2 lakilaki usia 5 dan 2 thn.

Pasutri ini masih terbilang muda,si suami 35thn dan istri 30thn. Jodi seorang PNS di sebuah rumahsakit,dan mira bekerja di dealer mobil merk ternama.

Sejak anak pertama lahir,mira belum pernah mengurus anaknya. Dia sibuk kerja dan kerja. Malah setelah lahiran dia ga sabar ingin segera masuk kerja,ga betah katanya. Capek kalo dirumah. Padahal yang ngurus anaknya itu ibunya mira sendiri,eyang putrinya si cucu.

Sebelum pasangan ini berangkat kerja,mereka 'kirim' paket 3 anak kecilnya kerumah eyangnya yg memang ga jauh dr rumah mereka. Bangun tidur, mata belekan,masih ileran,masih ngantuk,langsung dianter plus cucian kotor anak2 tadi. Dan mereka pun pergi kerja.


Tinggallah si uti (eyang putri) bersama 3 cucu yg pastinya ngerepotin banget. Uti ini usianya sekitar 55 tahun.memang keliatan masih muda dan gesit, tapi untuk ngurus 3 anak kecil diusia segitu lumayan melelahkan.

Mulai dari cuci baju mereka,nyiapin makanan,nyuapin,mandiin dan sebagainya.sampe ortu nya jemput mereka lagi untuk tidur dirumah ortunya,dan si ortu terima anak2nya dengan beres,bersih dan wangi.

Suatu hari, si uti jatuh sakit. Lumayan parah sampe ga bisa bangun.kelabakanlah mira dan jodi,pasalnya mereka harus tetep kerja dan anak2 ga mungkin juga di bawa.uti di bawa ke klinik terdekat,dengan harapan cepet sembuh, ternyata lama juga sembuhnya. Dan pasutri ini tetep aja nitipin anak2 nya dirumah uti.

Padahal mereka bisa aja minta tolong orang jagain anak2 dengan bayaran, tapi entah apa pertimbangannya. Saya kasihan liat si uti. Capeknya bukan maen.

Mulai melek mata sampe mau merem lagi.dan itu berlangsung tiap hari termasuk hari libur.


Bisa kebayang kan malesnya si ibu?

Kebanyakan yang saya tau, wanita bekerja yg nitipin anaknya itu kalo hari libur sudah barang tentu ibunya sendiri yang urus anak2. Memanfaatkan waktu luang agar tetap dekat dngan anak.

Tapi tidak untuk pasangan ini. Bahkan, dirumahnya tak ada satupun baju2 si anak,bedak,sabun mandi dan mainan2.semua ada dirumah uti. Jadi rumah mereka hanya untuk tidur aja.

Well...bisa anda bayangkan jika ibu kita diperlakukan seperti itu?


Sayangnya, si uti ga bisa tegas ke anaknya, mira. Kalo dinasehatin, mira jauh lebih galak. Dan uti pun ngalah.

Kadang,saya yang geregetan jadi tetangganya. Tapi bukan urusan saya juga sih...

Yang jelas, saya ikut prihatin liat nenek yang harusnya udah santai di usia senja, tapi masih disibukkan ngurus cucu tiap hari tanpa jeda.


Tulisan ini saya buat sebagai pelajaran buat kita para ortu, agar sebisa mungkin mengurus buah hati. Kalo ga bisa, pake jasa pembantu atau babysitter. Kalo takut, bisa minta tolong nenek/kakek untuk mengawasi. Ingat, hanya untuk mengawasi. Bukan memperbudak nenek/kakek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun