Kamis 15 januari 2015 lalu, saya berkesempatan mengikuti seminar dan lokakarya yang diselenggarakan di auditorium Gedung Elnusa jakarta
Mewakili Bloger Reporter ID.
Dengan tema "Menggali jati diri Bangsa, Mendongeng untuk membangun karakter Bangsa".
Apakah anda pernah mendongeng? Saya belum :p. Hanya membacakan cerita untuk anak anak saya saja. Apa bedanya? Tentu saja berbeda. Mendongeng memerlukan gaya, karakter dengan ciri yang khas menurut dengan cerita yang dibawakan.
Seminar yang saya ikuti di gagas oleh NUSANTARA BERTUTUR, yakni sebuah gerakan dari sekelompok anak bangsa yang peduli terhadap pembangunan karakter anak anak Indonesia melalui budaya bertutur. Dengan sponsor utama dari Telkom Indonesia, Telkomsel, KOMPAS, ELNUSA, dan SHAFIRA FOUNDATION.
Pada sesi pertama di moderatori oleh Bpk.Gilarsi W setiono dengan nara sumber yang sudah tidak asing yaitu: Prof.Dr.Kacung Marijan MA ( DirJen kebudayaan Kemendikbud), Dr. Megawati Santoso (akademisi), Garin Nugroho (produser dan sutradara film),dan Prita Kemal Gani (pakar Komunikasi massa).
Dalam sesi awal, ada perbincangan yang menurut saya menarik. Yaitu tentang bentuk produktif manusia :
1. Pendidikan Positif, Karakter Positif (karakter ++) yaitu orang dengan pendidikan tinggi dengan karakter yang baik pula.
2. Endidikan Positif, Karakter tidak baik. Yang seperti ini bisa kita ambil contoh para koruptor (upps...!)
3. Tidak berpendidikan, tapi karakter baik. Ini hampir sama dengan no 1, karna pendidikan bisa dibentuk.
4. Tidak berpendidikan dan tidak berkarakter. Nah...ini bisa jadi berbahaya bisa juga tidak. Karna IQ bisa dibentuk dan pendidikan berkarakter harus dimulai sejak dini. Karna itu pendidikan anak usia dini sangatlah penting.
Lanjut ke sesi kedua,dengan moderator ibu Pudjiastuti dari Kompas beserta nara sumber: Farhan (mantan penyiar radio, komunitas Indonesia Berkibar), farah (Indonesia Herritage foundation) dan Imelda hutapea (lifelong learners school of education).
Yang ini lebih menarik, karna dibahas tentang bagaimana cara yang pas untuk guru mengajar disekolah. Dan penting untuk mengetahui si murid sudah bisa apa.
Yang paling menyenangkan adalah penggunaan story Telling (mendongeng) dalam sistem mengajar, dan kalau bisa itu dilakukan setiap hari.
Saat ini, media baik itu TV, internet lebih menguasai masyarakat dibanding dengan budaya membaca buku. Apalagi budaya mendongeng. Maka Indonesia Bertutur membuat festival Nusantara Bertutur hari ini, Rabu 21 Januari 2015 pukul 9-3 sore di sasana Kriya TMII Jakarta.
Acaranya gratis dan dihadiri oleh 2000an anak anak dari seluruh Indonesia.
Sedikit Tips untuk mendongeng dari Farhan, saat kita mendongeng kita harus merasa terlibat di dalamnya, seperti membentuk Theater Of Mine, dan bagaimana kita membangun cerita bukan memberikan data.
Dari seminar ini saya menarik kesimpulan, bahwa dibutuhkan keteladanan,ruang publik komunikasi yang masih perlu di gali,dan perlunya merubah yang negatif menjadi positif dalam membangun karakter bangsa.
Sementara pada Lokakarya justru dibuat lebih menyenangkan. Dimana para peserta diajarkan bagaimana cara bertutur yang sejatinya sudah ada sejak lahir. Disini kami diajarkan cara mendongeng, membuat karakter yang berbeda beda dari suara, mimik, dan gaya. Saya tak berhenti tertawa. Dan ini pengalaman menarik sekaligus yang pertama buat saya.
Kita masih bisa membangun karakter bangsa ini lewat mendongeng. Kenalkan pada anak anak. Beri batasan anak dalam menonton TV, karna apa yang ditayangkan di TV sekarang banyak yang kurang mendidik.
Yuuk...mulai saat ini, biasakan mendongeng untuk anak kita :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H