Mohon tunggu...
Andini Febriyanti
Andini Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ini artikel pertama saya

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Keluhan Kesehatan Pada Petani Bawang Merah di Desa Sukasari Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka

13 Juni 2024   13:49 Diperbarui: 13 Juni 2024   14:09 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Luas lahan panen bawang merah di Jawa Barat mencapai 12.532 hektare. Penambahan luas panen dan naiknya produktivitas menyebabkan produksi bawang merah tahun 2014 naik. Empat wilayah penghasil bawang merah adalah Kabupaten Cirebon 43.339 ton, Kabupaten Bandung 32.689 ton, Majalengka 30.229 ton, sertra Garut 17.952 ton. 

Empat daerah itu menghasilkan 95,54 persen produksi bawang merah Jawa Barat. "Sisanya 4,46 persen tersebar di 23 kabupaten/kota." Kabupaten Majalengka menduduki urutan ke empat se-jawa barat dalam penggunaan pestisida. Pestisida paling banyak digunakan pada tanaman bawang merah. 

Dari 3.200 merek pestisida yang terdaftar di Kementerian Pertanian, terdapat 500 merek pestisida yang beredar di Kabupaten Majalengka. Sehingga terjadi peningkatan jumlah pestisida dari tahun ke tahun dengan jumlah yang paling banyak digunakan adalah insektisida (Nuryati, 2015). 

Bawang Merah (Alllium cepa) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Pakistan yang dapat dibudidayakan di daerah sub tropis dan tropis. Tanaman bawang merah merupakan tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dan umbinya terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. 

Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang penting karena mengandung gizi yang tinggi, bahan baku obat, sebagai pelengkap bumbu masak, memiliki banyak vitamin dan berperan sebagai aktivator enzim di dalam tubuh (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015). 

Pestisida sudah tidak dapat lagi dikesampingkan dalam sistem budidaya pertanian. Para pekerja di pertanian memiliki faktor risiko terpapar pestisida tidak terkecuali petani bawang merah yang ada di Kabupaten Majalengka. Kontak langsung antara petani dengan bahan pestisida, menyebabkan masuknya pestisida ke dalam tubuh. 

Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui cara penetrasi lewat kulit, terhisap masuk melalui saluran pernafasan dan masuk kedalam saluran pencernaan melalui mulut (Kurniawan, 2013). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Desa Sukasari Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka dengan mewancarai 6 orang petani terkait keluhan subjektif petani penyemprot pestisida. Terdapat 1 orang petani mengalami keluhan sakit otot setelah menyemprot pestisida, 2 orang petani mengalami sakit otot dan gatal setelah menyemprot pestisida. Satu orang petani mengalami keluhan sakit kepala, mual, muntah, sakit otot, gatal, keringat berlebih, sulit bernafas setelah menyemprot pestisida dan 2 orang lainnya tidak mengalami keluhan kesehatan. 

Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan tentang penelitian "Keluhan Kesehatan Subjektif Pasa Petani Bawang Merah Penyemprot Pestisida di Desa Sukasari Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka". Berdasarkan hasil wawancara dengan delapan informan utama, tiga informan mengatakan bahwa mengalami gatal karena penggunaan pestisida merk Sumo, merk Sumo sendiri merupakan golongan pestisida jenis Insektisida dengan bahan aktif Beta silflutrin dan pestsida dengan golongan kimia prietroid dan piretrin diktio-karbamat. Satu informan mengalami keluhan gatal karena penggunaan pestisida merk Gordon, merk Gordon sendiri merupakan pestisida jenis Insektisida dengan bahan aktif Klorfenapir dan pestsida dengan golongan kimia Organosfosfat.

 Satu informan tidak merasakan gatal namun panas dikulit saat mengunakan pestisida merk Arjuna dan Dusban, merk Arjuna dan Dusban sendiri merupakan pestisida jenis Insektisida dengan bahan aktif  Klorfenapir dan Klorpirfos dan pestsida dengan golongan kimia Organosfosfat. 

Keluhan kesehatan subjektif mual dan sakit kepala. Berdasarkan hasil wawancara empat dari delapan informan mengatakan bahwa mengalami mual karena bau yang dikeluarkan pestisida merk Fortin dan Detapos, merk Fortin dan Detapos sendiri merupakan golongan pestisida jenis Insektisida dengan bahan aktif Klorpirfos dan Tria zefos dan pestsida dengan golongan kimia Organosfosfat. Satu informan mengalami keluhan mual karena bau pestisida merk Dimektoar, merk Dimektoar sendiri merupakan pestisida jenis Insektisida dengan bahan aktif Dimetoat dan pestsida dengan golongan kimia Organosfosfat. 

Satu informan tidak merasakan mual namun sakit kepala karena bau pestisida saat mengunakan pestisida merk Dupont Prevathon, merk Dupont Prevathon sendiri merupakan pestisida jenis Insektisida dengan bahan aktif Kloratraniliprol dan pestsida dengan golongan kimia Piretrin Diamida. Untuk semua merk dagang yang disebutkan yaitu Sumo, Gordon, Arjuna, Dusban, Fostin, Detapos, Dimektoar dan Dupont prevaton apabila melihat kemasan pada merk dagang semua merk dagang tersebut mencantumkan tanda hamful atau berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun