Pada saat waktu istirahat tiba, kami manfaatkan dengan berkeliling Rusun 24 Ilir, tidak lupa dipandu oleh adik-adik tersebut. Mereka menunjukkan lokasi dan keadaan dari tempat yang mereka ceritakan tadi.
Sepanjang perjalanan, perhatian kami tertuju bahwa masih terdapat banyak sampah yang dibuang sembarangan, khususnya di tepi selokan yang ada di pinggir jalan.
Pada saat berjalan, ada salah satu tumpukan sampah yang cukup menarik perhatian kami dikarenakan berada cukup dekat dengan rusun atau lebih tepatnya berapa tepat dibelakang dinding rusun.
Kami bertanya kepada mereka, apakah tempat ini diperuntukkan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) warga rusun. Salah satu dari mereka menjawab, sebenarnya ini bukan TPA ataupun tempat sampah, akan tetapi warga yang tinggal pada lantai atas terkadang malas untuk turun membuang sampah, sehingga mereka lebih memilih untuk membuang sampah dengan cara melemparkan dari jendela rumah mereka.
Adik -- adik tersebut sadar akan hal tersebut dan merasa cukup terganggu dengan bau sampah yang menyengat indra penciuman. Akan tetapi tidak banyak hal yang bisa mereka melakukan selain mencoba untuk belajar membuang sampah sesuai tempatnya terutama pada saat berada di rumah.
Di tengah perjalanan, kami melihat lapangan yang tadi sempat diceritakan sebagai tempat bermain mereka. Lapangan tersebut terlihat sederhana dan tidak terdapat alat bermain yang bisa untuk dimainkan.
Akan tetapi, kesederhanaan tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka untuk bermain bersama. Mulai dari bermain layang - layang, kartu gambar, atau hanya sekedar berkumpul sambil bercengkrama bersama yang lainnya.
Kebahagiaan tergambar jelas dari cara adik adik tersebut mendeskripsikan kegiatan yang mereka lakukan bersama.
"Kami sering main disini juga, cuma memang keadaannya kurang bagus dan kurang aman buat main terlalu lama disini, tapi kami tetep seneng kak buat main bareng-bareng"
S-7 SMP mendeskripsikan kondisi Lapangan Rusun 24 Ilir Blok 15