Kalau hanya senyum yang engkau berikan
Westerling pun tersenyum
Bersinggahlah sayang, pesawat tempurku
Mendarat mulus di dalam sanubariku
Sebagai penggemar sejarah kolonial, kata "Westerling" seperti di lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Pesawat Tempurku tentu tidak asing.
Mengapa Iwan Fals menempatkan kata Westerling di lirik lagunya? Apakah yang saya tulis kali ini khusus mengenai Westerling?
Beberapa bulan terakhir, sering bersileweran di beranda akun Tiktok saya cuplikan-cuplikan film tentara Belanda di Indonesia.
Saya yang menyukai sejarah kolonial sejak kecil, langsung kepo apa judul film tersebut.
Jujur saja, yang menambah saya semakin tertarik menonton adalah karena dalam beberapa cuplikan terdapat potongan adegan tentara Belanda yang tertarik dengan seorang gadis pribumi.
Semakin penasaranlah saya untuk tahu kisahnya.
Di kolom komentar saya menemukan ternyata judul filmnya adalah De Oost atau The East.
Film yang rilis di tahun 2021 ini disutradai oleh Jim Taihuttu. Seorang sutradara Belanda yang masih berdarah Maluku dan salah satu anggota grup DJ terkenal: Yellow Claw. Â
Seberapa menarik film ini? Â Apa hubungannya dengan Westerling? Apa istimewanya? Apakah film ini memuaskan untuk para peminat sejarah kolonial?
Mari simak ulasan ini selengkapnya.
1. Plot Cerita
Film The East atau De Oost adalah tentang pergulatan batin Johan Leonard Maria De Vries (Martijn Lakemeier), relawan muda Belanda yang direkrut untuk membantu terciptanya "Indonesia damai" setelah Perang Dunia II. Pasukan tentara KNIL yang dipimpin Raymond Westerling (Marwan Kenzari) kala itu ditugaskan untuk menumpas "pemberontak dan teroris" di Hindia Belanda yang sudah menjadi Republik Indonesia. Namun apa yang dilihat De Vries di medan perang membuat keyakinannya membuat Indonesia yang damai runtuh..
Ketika kondisi makin kisruh. Tiba-tiba seorang Belanda dengan atribut tentara datang dan menggebrak tentara Jepang itu hingga ketakutan. Orang tersebut adalah Raymond Westerling. Westerling sudah terkenal di Indonesia pada waktu itu, karena merupakan tentara senior yang sudah berperang di banyak negara.
Sejak kejadian itu, de Vries semakin dekat dengan Raymond dan mengaguminya. Bahkan ketika pemimpin satuan de Vries tak mendengarkannya tentang petunjuk lokasi pejuang Indonesia, de Vries mengadukannya pada Raymond dan mereka melakukan operasi sendiri untuk membunuh para pejuang Indonesia. Namun, giat perjuangan rakyat Indonesia masih membara. Sebab itu Belanda semakin melebarkan ekspansinya lebih luas hingga ke Sulawesi.
Raymond ditunjuk untuk memimpin satuan dengan beberapa anak buah, salah satunya adalah de Vries. Namun, di Sulawesi itulah kebengisan Raymond mulai tampak. Ia membantai rakyat Indonesia dengan keji. Tanpa pengadilan, orang-orang Indonesia ditembak dengan seenak hati. Disitulah batin de Vries menolak, ia merasa apa yang dilakukan Raymond sudah sangat berlebihan.
Saat pergulatan batinnya memuncak, dia pun melarikan diri dari Westerling dan tentaranya yang terus mengejar.
2. Apakah jalan cerita dalam De Oost itu nyata?
Menurut sumber yang saya baca, Jim Taihuttu telah melakukan riset mendalam selama empat tahun sebelum film ini dirilis. Kisah Johan de Vries merupakan kisah dan tokoh fiksi, namun fakta sejarah mengenai keberadaan tentara Belanda dan Westerling merupakan kisah nyata.Â
Walaupun demikian, putri dari Westerling sendiri menyebut bahwa film ini hanyalah fantasi dan memutarbalikkan fakta Sejarah. Ia menyebutkan bahwa ayahnya tidak sekejam apa yang digambarkan dalam film. Ia pun menambahkan bahwa Westerling dijuluki Ratu Adil oleh pribumi di masa itu.
Dari sebuah penelitian yang menggunakan metode kualitatif berjudul PEMBANTAIAN RAYMOND PIERRE PAUL WESTERLING DI SULAWESI SELATAN SEBAGAI UPAYA BELANDA MENDIRIKAN NEGARA INDONESIA TIMUR (1946-1947) yang ditulis oleh Rafi Zain Yusuf, Drs.Ridwan Melay, M.Hum, dan Bunari, M.Si. diperoleh beberapa kesimpulan :
- Westerling adalah seorang pasukan elit Belanda yang menjadi dalang dibalik pembantaian rakyat Sulawesi Selatan serta pemberontakan APRA di Jawa Barat. Selain melakukan pembantaian dan pemberontakan di Indonesia, pasukan Depot Speciale Troepen yang dilatih oleh Westerling juga terlibat dalam berbagai aksi militer di Indonesia seperti, Agresi Militer I dan II serta membantu berdirinya Republik Maluku Selatan.
- Latar belakang Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur adalah untuk memecah belah Republik Indonesia yang baru merdeka. Negara Indonesia Timur termasuk ke dalam salah satu negara bagian bentukan Belanda yang dikenal dengan Republik Indonesia Serikat.
- Perlawanan rakyat Sulawesi Selatan dilakukan dengan cara membentuk kelasykaran di setiap daerah dan berkoordinasi dengan kelasykaran pusat LAPRIS dan dibantu oleh Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi (TRIPS) yang bertugas untuk melatih dan membina perlawanan menjadi sebuah kesatuan yang lebih baik.
- Dalam menghadapi perlawanan di Sulawesi Selatan Belanda mengajak para tokoh adat, raja-raja dan tokoh masyarakat untuk bekerja sama dengan janji diberikan kedudukan dan kehidupan yang layak. Selain dengan cara mengajak tokoh adat dan penguasa untuk berpihak, Belanda juga menggunakan militer untuk menghadapi perlawanan rakyat seperti mendatangkan pasukan khusus DST untuk memadamkan pemberontakan dengan cara melakukan pembantaian.
Menurut saya pribadi, dengan riset yang cukup panjang oleh sutradaranya. Ditambah dengan berbagai fakta sejarah tertulis yang ada. Keberadaan Westerling dengan catatan kelam pembantaiannya merupakan sebuah jejak yang tidak terbantahkan.
Jadi, ini adalah interpretasi sutradara terhadap sosok seorang Raymond Westerling dan apa yang terjadi ketika petaka Agresi Militer Belanda II (Operation Kraai) terjadi. Bahkan menurut berbagai buku sejarah, kekejaman Westerling digambarkan melebihi apa yang ditampilkan dalam film.
3. Nilai Istimewa
Film ini diproduksi oleh New Amsterdam Film Company. Film yang benar-benar buatan Belanda meski ada beberapa orang Indonesia yang mensukseskan proyek film ini.
Selain di belakang layar, di depan layar kita menemukan beberapa aktor kondang Indonesia yang biasa muncul di film-film dalam negeri, seperti Yayu Unru, Lukman Sardi, dan Putri Ayudya.
Yang menarik bagi saya adalah keberadaan Gita, diperankan Denise Aznam, seniman berdarah Indonesia kelahiran Belanda yang berdomisili di Amsterdam. Gita adalah seorang pelacur yang membuat de Vries jatuh hati.
Tokoh Gita, menurut saya merupakan representasi yang mengingatkan kita pada Jugun Ianfu di masa penjajahan Jepang. Juga para Nyai, sebutan untuk para wanita pribumi yang dijadikan istri oleh tentara Belanda.
Walaupun pada akhirnya mereka tidak bersatu. Kisah romansa singkat antara tentara Belanda dan wanita pribumi ini menjadi bumbu film yang menarik para penonton. Sekaligus juga mengungkap sisi manusia biasa seorang penjajah.
Lakemeier, si pemeran De Vries, dapat menyampaikan pergulatan hati dan kegundahan tentara muda Belanda kepada penonton dengan sangat baik.
Kenzari si pemeran Westerling menurut saya juga berhasil merepresentasikan diri sebagai tokoh pemimpin yang cakap, tegas, berkharisma, Â dan kejam dengan sempurna.
Tokoh de Vries di film ini digambarkan bersetting di dua tempat : Belanda dan Indonesia.
Ketika menceritakan de Vries di Indonesia, warna film yang dipakai cukup hangat, menggambarkan suasana iklim Indonesia.
Namun, ketika alur berpindah ke masa-masa de Vries pulang perang, warna yang dipakai lebih abu-abu, menguatkan iklim Eropa yang dingin.
Permainan warna ini cukup baik. Selain membuat penonton mengerti bahwa alur ceritanya sedang berpindah, ini juga jadi cara lain supaya penonton merasakan suasana yang tengah dialami oleh karakter yang tengah muncul di layar.
Selain itu, penonton juga akan dimanjakan dengan setting pemandangan indah dominan hijau saat de Vries berada di Indonesia.
4. Apakah film ini memuaskan para penggemar sejarah?
Murni diproduksi oleh Belanda, film ini merupakan sebuah kesegaran baru karena sudut pandang yang dipakai adalah dari sudut pandang si penjajah sendiri.
Film ini cukup berani mengangkat fakta sejarah kelam Belanda yang pernah menjajah Indonesia.
Dari beberapa artikel yang saya baca, ada resensi yang berpendapat bahwa film ini sekaligus juga propaganda untuk "meringankan" rasa bersalah Belanda kepada Indonesia. Karena isi ceritanya sendiri berpusat pada rasa simpati tentara Belanda pada warga Indonesia dan pembangkangannya pada tugas yang diberikan.
Namun bagi saya, sikap simpati semacam ini wajar muncul terjadi karena penjajah tetap manusia biasa yang punya rasa kemanusiaan.
Bukan membela penjajah, namun beberapa catatan sejarah yang saya baca juga menceritakan tidak sedikit pihak Belanda yang berjasa dan membantu pribumi pada saat itu.
Sisi manusia dalam film ini juga digambarkan dengan adanya pihak pemberontak dari Indonesia sendiri. Pihak pemberontak yang mengambil korban dari saudara sebangsanya.
Sayangnya, tidak  diceritakan mengapa para pemberontak melakukan itu dan apa masalah awalnya. Lalu, ketika Westerling mulai pembantaian di Sulawesi, penonton tidak diberi tahu apa yang sebetulnya terjadi di Sulawesi. Serta, seberapa besar ancaman Indonesia bagi Belanda saat itu sampai-sampai Westerling membantai banyak orang di sana.
Bagi para penonton yang lupa akan pelajaran sejarah kolonial di bangku sekolah, pasti akan kebingungan.
Namun demikian, De Oost telah menunjukkan hal yang menarik (sudut pandang yang berbeda) dari kisah penjajahan Belanda di Indonesia.
Sisi pandang dari penjajah itu dapat digunakan sebagai bahan diskusi tentang sejarah dan menjadi refleksi bagi masyarakat Indonesia dalam memandang sejarah perjuangan kemerdekaan.
Semakin menguatkan rasa cinta tanah air, pun juga mengingatkan kita bahwa segala bentuk peperangan atau pelanggaran kemanusiaan harus dilenyapkan.
Kembali ke lirik lagu Iwan Fals, mengapa beliau sampai menyebut Westerling pun tersenyum di lirik lagunya?
Menurut saya, Pesawat Tempurku adalah lagu mengenai laki-laki yang naksir perempuan yang biasa lewat depan rumahnya. Perempuan itu hanya memberi senyum, padahal laki-laki itu ingin perempuan itu menjadi pacarnya. Jadi si laki-laki itu merasa kurang kalau hanya diberi senyum, karena kalau hanya senyum, orang kejam seperti Westerling pun bisa tersenyum.
Westerling pun tersenyum karena hingga akhir hayatnya ia tidak pernah diadili atas kejahatannya melakukan serangkaian pembantaian terhadap puluhan ribu orang di Sulawesi Selatan.
Akhir kata..
Semoga ulasan saya membantu untuk menambah referensi film yang dapat dinikmati di hari libur Anda.
Salam sehat, hangat, dan kenal dari saya.
Referensi :
Rafi Zain Yusuf, Drs.Ridwan Melay, Hum, and Bunari, M.Si . "RAYMOND PAUL PIERRE WESTERLING SLAUGHTER IN SOUTH SULAWESI EFFORT AS A STARTING THE DUTCH STATE INDONESIA EAST (1946-1947) (2017): 8-9.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H