Saat kegiatan mengisi plastik dengan makanan belum sepenuhnya selesai, ternyata ibu mengirimkan pesan singkat untuk saya segera pulang dahulu. Karena harus segera persiapan ke gereja.
Kemudian saya meminta maaf kepada seluruh ibu-ibu karena harus pulang duluan.
Saat berpamitan, Bapak Mahmudi membawakan saya satu plastik berisi banyak roti dan makanan lain sebagai ucapan terima kasih.
Sayang sekali saya tidak bisa membantu hingga tuntas dan ikut membagikannya kepada para peserta Nyadran.
Mungkin sekilas nampak sederhana. Namun bagi saya, pengalaman ini memberikan harapan segar. Bahwa sejatinya, sebagai sebuah negara bangsa (nation-state). Nilai-nilai luhur yang khas dan membudaya asli Indonesia seperti gotong-royong, saling tolong menolong, ramah, santun, toleran, dan perduli terhadap sesama itu ternyata masih nyata adanya.
"Apakah kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong."Â
(Pidato Bung Karno pada HUT Proklamasi, 1966)
Akhir kata, Â salam hangat dan kenal dari saya.
Sehat selalu semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H