Entah ditandai dengan kecocokan dalam banyak hal kesukaan, pola pikir, cara menyikapi masalah, dll.
Dalam tulisan ini, saya mau emphasize bahwa definisi jodoh tidak hanya soal pasangan. Tapi juga kita dalam hubungan dengan orang-orang di sekitar.
Kutipan terkenal menyatakan bahwa semakin kita dewasa atau menua, lingkungan pertemanan akrab kita dengan orang lain akan semakin mengecil jumlahnya.
Kita menjadi semakin intuitif dan secara natural kita mengalami kecocokan dengan inividu-individu yang selaras atau sevibrasi.
Saat vibrasinya tidak selaras, kita akan mengalami pertentangan.
Contoh nyatanya pernah saya alami beberapa bulan lalu.
Saat itu saya berada di sebuah salon. Salon tersebut memiliki beberapa kapster. Selama berada di situ, saya betul-betul merasa tidak nyaman. Para kapster tersebut selalu bergosip mengenai orang lain. Yang saya yakin kebenarannya wallahu alam.
Mendengar semua itu saya rasanya ingin cepat-cepat selesai dan pergi. Saya tidak betah. Saya merasa kemrungsung.
Perasaan berbeda saya rasakan saat saya ngobrol dengan seorang ibu penjual tahu mercon. Sambil menunggu tahunya digoreng, ibu itu berbincang dengan saya mengenai banyak hal. Mulai dari bagaimana beliau mendapatkan bahan tahu sampai menasehati saya mengenai seni nrimo ing pandum dalam hidup.
Berbincang dengan ibu itu menimbulkan perasaan hangat, tentram, dan betah berlama-lama untuk tinggal.
Saat merefleksikan lewat tulisan ini, bertambah saya menyadari sedahsyat itu vibrasi orang lain bisa mempengaruhi kita. Bahkan dari hal sederhana sekalipun.